Langgam.id - Salah satu kuliner khas yang cukup diminati pada bulan Ramadan di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) bernama Anyang Rawan. Nama yang cukup asing di telinga kaum millennial tapi tidak pada generasi sebelumnya.
Anyang rawan adalah makanan asli dari daerah Seberang Padang, Kota Padang dan hanya bisa ditemui ketika Ramadan tiba. Anyang secara bahasa berarti makanan mentah yang dibumbui.
Kuliner ini sudah ada sejak lama. Selain jadi teman nasi sebagai lauk, juga bisa jadi camilan kala berbuka. Anyang Rawan adalah penganan yang dibuat dari bagian kepala sapi, seperti lidah, tulang hidung, telinga, bibir, dan tulang sapi yang masih muda.
Pedagang Anyang Rawan, Emi (67) mengaku telah lebih 30 tahun menjual panganan ini. Saat ditemui di rumahnya di Seberang Padang Selatan II, Kecamatan Padang Selatan, Emi terlihat sedang merebus bahan tersebut. Sambil menunggu rebusan selesai, ia mempersiapkan parutan kelapa kemudian mencampurnya dengan cabai merah yang sudah digiling.
Setelah rebusan masak, semua bahan tersebut diaduk. Guna menambah sensasi segar, dimasukkan potongan jeruk nipis. Untuk satu kotak kecil Anyang arawan dijual Rp6 ribu.
Baca juga: Segarnya Menyantap Kalikih Santan Khas Minang untuk Berbuka Puasa
Menurut Emi, dalam sehari dia mampu membuat sekitar 15 kilogram anyang rawan. "Selain dijual di rumah, kita juga masukkan ke Pasar Pabukoan. Biasanya sebelun jam 5 sore sudah habis," ujar Emi seperti dilansir dari Info Publik, Selasa (4/5/2021).
Menurut Emi, kendala pada bulan Ramadan yaitu pasokan bahan dari penjual daging berkurang.
"Kalau bulan puasa orang kurang menyembelih, tapi permintaan bahan meningkat karena banyaknya pembuat Anyang Rawan musiman," kata dia.
Tingginya minat masyarakat terhadap kuliner ini pada bulan Ramadan memang dimanfaatkan masyarakat. Kalau pada hari biasa sangat sulit mendapatkan Anyang Rawan. Khusus bulan Ramadan dapat dijumpai di sepanjang Pasar Ramadan, Kelurahan Seberang Padang, Kecamatan Padang Selatan.(*/Ela)