Angka Stunting di Kota Padang Panjang Turun Jadi 16,1 Persen

Langgam.id-stunting

Rapat koordinasi terkait pembentukan tim pendamping keluarga guna menurunkan angka kasus stunting pada anak di Kota Padang Panjang. [foto: Pemko Padang Panjang]

Langgam.id – Ketua TP-PKK Kota Padang Panjang Dian Puspita Fadly Amran mengatakan, angka stunting di daerah tersebut berada pada angka 16,1 persen per Agustus 2021.

Angka ini terang Dian, sudah menunjukan penurunan dari 2020 yaitu di angka 17,03 persen. Hal ini disampaikannya saat pembentukan tim pendamping keluarga guna menurunkan angka kasus stunting pada anak di Padang Panjang, Kamis (23/9/2021).

Dian mengatakan, tim pendamping keluarga ini sangat dibutuhkan untuk menurunkan angka stunting dengan target 14 persen.

“Kita sangat membutuhkan tim pendamping keluarga ini. Bisa dari bidan desa yang ada di masing-masing kelurahan dan kader KB (Keluarga Berencana),” ujar Dian.

Dian mengharapkan, tim pendamping keluarga ini bisa memberikan pengetahuan kepada orang tua, bagaimana cara pencegahan stunting ini. Yaitu, dengan melaksanakan sosialisasi serta memberi pengetahuan mengenai stunting ini.

Turunkan Angka Stunting

“Kita akan terus berupaya menurunkan angka stunting ini. Kita juga ada kader dan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) untuk bisa memberikan pengetahuan kepada orang tua yang memiliki anak balita di setiap kelurahan,” tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Padang Panjang Nuryanuwar menjelaskan, stunting ini tidak hanya tentang gizi, juga bagaimana kesehatan lingkungan.

Baca juga: Padang Panjang Tertinggi Capaian Vaksinasi, Terendah di Agam, Pasbar dan Pessel

Selain itu terang Nuryanuwar, juga kesehatan calon pengantin (catin) yang akan berkeluarga. “Ini dampaknya besar sekali terhadap keturunan, serta ketersediaan air bersih yang didapatkan,” ucapnya.

Dikutip dari website kemkes.go.id, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Yakni, tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.

Padahal, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.

Baca Juga

Anggota DPR RI Mulyadi Dorong Percepatan Persiapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sumbar
Anggota DPR RI Mulyadi Dorong Percepatan Persiapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sumbar
Debit Batang Kuranji Naik Usai Kota Padang Diguyur Hujan
Debit Batang Kuranji Naik Usai Kota Padang Diguyur Hujan
Perusahaan Umum Bulog Kanwil Sumatra Barat (Sumbar) menyalurkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 269,5 ton pada Selasa (9/12/2025).
Bulog Sudah Salurkan 725,8 Ton Beras CBP ke Daerah Terdampak Bencana di Sumbar
Satlantas Polres Kota Padang Panjang melakukan uji coba pembukaan jalur Padang-Bukittinggi jalur Lembah Anai untuk kendaraan roda dua mulai hari ini Senin (8/12/2025).
Jalur Lembah Anai untuk Roda Dua Ditutup Sementara Imbas Cuaca Buruk
Kemenkes antisipasi kenaikanpenyakit di wilayah terdampak bencana banjir dan longsor di Sumbar dengan operasi kedaruratan kesehatan.
Kemenkes Aktifkan Kedaruratan Kesehatan di Sumbar Antisipasi Penyakit Pascabencana
Personil kepolisian membawa jenazah korban galodo di Nagari Salareh Aia Timur.
12 Hari Pasca Galodo Silareh Aia, 68 Orang Masih Hilang