Langgam.id-Dinas Ketahanan Pangan Sumatra Barat (Sumbar) menyebut tidak keberatan dengan kebijakan impor beras oleh pemerintah pusat. Hal ini lantaran kebutuhan beras di Sumbar saat ini mencukupi bahkan mengalami surplus.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sumbar Effendi mengatakan, konsumsi beras di Sumbar per tahunnya mencapai sekitar 560.000 ton, sementara produksi beras tahun 2020 lalu diketahui mencapai 903.000 ton.
"Sumbar masih swasembada, surplus besar beras tahun ini, beras kita cukup untuk Sumbar, kita juga penyuplai beras untuk daerah tetangga," katanya, Sabtu (20/3/2021).
"Soal impor beras kita tidak melarang. Mungkin yang butuh di daerah Jawa atau daerah lain, yang jelas kalau di Sumbar kita surplus," sambung Effendi.
Menurutnya, stok cadangan beras Sumbar di gudang Bulog juga masih mencukupi untuk enam bulan ke depan dengan jumlah sekitar 10.000 ton. Ketersediaan beras di Sumbar mencukupi karena tidak ada kebijakan melakukan tanam padi serentak.
Setiap daerah bebas menanam padi kapan saja sehingga stok beras selalu tersedia. Bahkan Sumbar juga mendistribusikan beras ke daerah lain seperti Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Utara, dan lainnya.
"Jadi tidak ada masalah di Sumbar, kita tanam setiap hari, panen setiap hari, tidak ada panen raya, sebelum sebelumnya kita juga tidak pernah impor, kita cukup bahkan Riau dan Kepri sebagian besar berasnya dari kita," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah akan membuka keran impor beras sebanyak 1 juta ton pada awal tahun ini. Impor dilakukan untuk menjamin stok beras dalam rangka menjaga ketersediaan pangan sepanjang 2021 sehingga tidak menimbulkan gejolak sosial dan politik.(Rahmadi/Ela)