Buya M sudah dilantik. Jadi Gubernur Sumbar 2021-2024. Kursi Wali Kota Padang ditinggalkannya. Otomatis, Wakil Wali Kota Hendri Septa yang akan melanjutkannya. Sekarang sudah menjadi Pelaksana Tugas. Hukumnya memang begitu.
Saya optimis. Padang akan lebih baik di tangan Hendri. Alasannya ada beberapa. Pertama, Hendri masih muda. Atau, paling tidak, tua belum muda terlampau. Umurnya baru akan 45 tahun September di muka. Di usia segitu, Hendri pasti punya energi berlebih. Dan, biasanya, orang yang energinya berlebih punya segudang ide-ide di kepalanya.
Tak bisa dipungkiri, kota perlu pemimpin yang penuh dengan ide-ide segar. Demi melayani kebutuhan warga dan pendatang yang terus bergerak dan/atau bertambah dari waktu ke waktu.
Kedua, Hendri berpendidikan yang mumpuni. Pendidikan tingginya (sarjana dan paska-sarjana) diselesaikannya di Australia, negara salah satu rujukan pendidikan di dunia. Deras dia.
Diploma III diambilnya di Swinburne University, lanjut ke Central Quensland University (Melbourne) untuk mendapatkan gelar S 1 bidang akutansi. Gelar S 2 diraihnya dari Deakin University (juga di Melbourne). Universitas dimana Saya juga mendapatkan gelar magister hukum bisnis (LL.M) di tahun yang hampir sama dengan Hendri kuliah di sana.
Bekal pendidikan tinggi yang baik itu tentu menjadi modal dasar bagi Hendri dalam memimpin kota. Sebab, baik buruknya pendidikan akan sangat mempengaruhi cara berpikir dan pola memerintah seorang pemimpin.
Tidak itu saja. Dengan mengenyam pendidikan tinggi di Australia, Hendri berlebih dari orang lain. Berlebih dalam hal wawasan. Juga berlebih dalam hal penguasaan bahasa asing (Inggris).
Karena hidup sekian lama di luar negeri, Hendri tentu berwawasan luas. 'Lama hidup banyak dirasai, jauh berjalan banyak dilihat'. Mamangan itu cocok menggambarkan wawasan Hendri. Wawasannya internasional. Bekal yang sangat berguna dalam mengendalikan roda pemerintahan.
Soal bahasa Inggris jangan ditanya. Bahasa Inggris Hendri seperti air. Australia benar. Saya saksinya. Saya berani jamin, Hendri jauh lebih mantap berpidato tanpa teks dalam bahasa Inggris ketimbang berbahasa Indonesia. Begitu benarlah hebat bahasa Inggrisnya. Skil bahasa Inggris tingkat tinggi itu tentu sangat bermanfaat dalam mengelola kota, terutama terkait dengan hubungan internasional.
Ketiga, Hendri beruntung sudah selesai magang dengan selamat. Dua tahun kurang 2 bulan lamanya. Magang sebagai Wakil Wali Kota. Sama halnya dengan Buya M yang dulu sempat magang dengan Fauzi Bahar. Buya M memang lebih lama, 5 tahun.
Selama mendampingi Buya M, Hendri tentu sudah paham benar dengan praktik kilik-kilik birokrasi dan politik. Waktu 2 tahun kurang sedikit itu, adalah waktu yang cukup bagi Hendri mempelajari dengan seksama bagaimana cara menghindar dari ranting yang akan mencucuk dan dahan hukum dan politik yang akan menimpanya. Hal itu tentu juga berguna sebagai bekal menjalankan amanah politik yang terletak di pundaknya. Utamanya, bekal untuk mengendalikan gerbong birokrasi yang panjang dan kadangkala berbelok-belok itu.
Tulisan ini sekadar alat kejut saja, buat Hendri dan pihak lain. Mengejutkan Hendri bahwa sesungguhnya beliau punya potensi besar untuk membawa Padang lebih mantap. Pihak lain yang hendak dikejutkan, paling tidak, ada 2. Yang pertama, kalangan birokrat yang menjadi mesin penggerak pemerintahannya.
Pihak lain lainnya adalah kalangan partai politik. Bahwa sekarang Hendri bukan anak bawang lagi dalam politik dan pemerintahan. Berwawasan dan berpengalaman cukup.
Bolehkanlah Saya mengucapkan selamat bekerja kepada Hendri selepas Buya M pindah domisili bekerja; dari Aie Pacah ke Sudirman. Insyaallah, jika Wali Kota Hendri mampu memaksimalkan potensi yang dimilikinya, rakyat akan senang dan tentu akan tegak dengan sikap sempurna di belakangnya dalam mengelola pembangunan. Baik pembangunan jiwa maupun pembangunan badan.