PalantaLanggam - Sampah kertas memang cenderung dikecilkan masalahnya bila dibandingkan dengan sampah plastik yang menumpuk dimana-mana. Salah satu alasannya mungkin karena sampah kertas dapat terurai kembali jika dibandingkan dengan sampah plastik yang awet dan masalah penebangan hutan yang mengancam keberadaan oksigen dunia.
Meningkatnya jumlah pemakaian kertas tentu dapat berefek langsung pada peningkatan jumlah sampah kertas. Meskipun fungsi kertas sekarang banyak tergantikan oleh perangkat elektronik, tapi tetap saja masalah sampah kertas tidak menurun begitu saja. Menurut North American Factbook, industri packaging sekarang telah menggunakan 41% dari seluruh penggunaan kertas.
Pada kenyataannya, pembungkus yang terbuat dari kertas tidak bisa kita daur ulang lagi karena telah rusak ataupun kotor. Dan pembungkus-pembungkus itu dengan sangat terpaksa akan menjadi sampah kertas.
Sumber sampah kertas lain juga diakibatkan oleh pola hidup konsumtif yang masih dianut oleh sebagian besar penduduk di Indonesia.
Dari persoalan di atas yang mendasari Yayasan Bina Kelola melakukan pendampingan dan pelatihan daur ulang kertas kepada perwakilan guru-guru sekolah dasar di kota Bukittinggi.
Adapun sekolah yang mengikuti pelatihan daur ulang kertas diantaranya SDN 02 Aur Kuning, SDN 05 Birugo, SDN 07 Belakang Balok, SDN 11 Aur Kuning dan SD Islam Excelent dari Kecamatan Aur Birugo Kota Bukittinggi. Pelatihan yang diadakan hari Sabtu ini (8/8) dilaksanakan di SDN 07 Belakang Balok dengan 15 orang peserta yang terdiri dari 3 orang guru perwakilan dari 5 sekolah.
Pelatihan diawali dengan penyampaian materi singkat oleh narasumber Rahmi Awalina dan pemutaran video tutorial pembuatan daur ulang kertas serta penjelasan yang disampaikan oleh Agus Teguh Prihartono.
Setelah penyampaian materi, peserta langsung mempraktekkan pembuatan bubur kertas dengan menggunakan alat-alat yang telah disediakan oleh pihak sekolah.
Usni, salah seorang guru dari SDN 07 Belakang Balok, menuturkan tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengurangi limbah sampah kertas agar tidak menumpuk di tong sampah, kertas bisa didaur ulang dan hasil daur ulang bisa dikreasikan berbagai keterampilan.
Adapun rencana tindak lanjut dari pelatihan daur ulang kertas ini adalah guru-guru yang mengikuti bisa menularkan ke siswa, dan siswa dapat menghasilkan produk unggulan dari daur ulang kertas.
"Dengan harapan semoga kegiatan ini bisa mengurangan sampah yang dihasilkan terutama kertas, sekaligus memberikan keterampilan bagi guru dan warga sekolah untuk berkreasi dalam mengolah sampah sampah kertas secara sederhana," tandasnya. (Osh)