Kronologi Pengendalian Covid-19 di Sumbar Sejak Awal Hingga Diapresiasi Presiden

Kasus Covid-19 Corona

Ilustrasi Peta kasus virus corona (Covid-19) di Sumbar (Langgam.id/pi'i)

Langgam.id - Sumatra Barat menjadi salah satu dari lima provinsi yang diapresiasi Presiden Joko Widodo karena dinilai bisa mengendalikan penyebaran Covid-19. Menyimak kronologi yang disampaikan Gubernur Irwan Prayitno, upaya pengendalian itu telah dilakukan sejak sebelum kasus positif Corona pertama di Sumbar pada 26 Maret 2020. Upaya tak berhenti hingga dalam kondisi hari ini.

Ditemui tim Langgam.id di ruang kerja gubernur, Irwan Prayitno pada Senin (20/7/2020) mengatakan, upaya yang dilakukan tersebut adalah testing (pengujian sampel swab di labor) yang masif, tracing dan tracking (pelacakan) yang cepat, isolasi serta treatment (pengobatan).

Irwan menolak Sumbar disebut berhasil menangani Covid-19. Istilah itu menurutnya tidak tepat. "Mungkin diluruskan dulu istilah 'berhasil menangani covid-19' itu. Kita mampu mengendalikan covid-19 sehingga dia tetap landai. Jadi, bukan berhasil. (Kalau berhasil), itu menihilkan pertumbuhan menjadi nol. (Kasus Covid-19) di Sumbar tetap masih ada, tapi kita kendalikan," ujarnya.

Sampai vaksin ditemukan, menurutnya, kasus Covid-19 akan tetap ada. Kepada tim Langgam.id dan sebelumnya dalam video yang dilansir Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Sumbar, Irwan menyampaikan kronologi upaya pengendalian itu sejak Maret 2020 hingga kondisi hari ini.

Maret 2020
Begitu ada kasus pertama di Indonesia, Fakultas Kedokteran Unand berkooordinasi dengan gubernur. "Di Awal Maret setelah ada kasus pertama dari Jakarta, Dokter Andani datang ke rumah saya bersama dan Ibu Dekan Rika (dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas) untuk menawarkan lab FK Unand memeriksa covid-19," katanya.

Tawaran itu, kemudian ditindaklanjuti gubernur kepada menteri kesehatan, meminta izin pemeriksaan Covid-19 di laboratorium yang dipimpin Dr. dr. Andani Eka Putra tersebut. "Alhamdulillah setelah surat gubernur ke Menkes, tanggal 19 Maret keluar izin untk bisa melakukan pemeriksaan lab," ujar Irwan.

Pada 25 Maret 2020, laboratorium FK Unand pertama kali memeriksa sampel swab dengan tes polymerase chain reaction (PCR). Hasilnya, langsung ditemukan kasus positif di Sumbar. Pemerintah daerah kemudian mengumumkan kasus positif pertama di Sumbar itu, pada 26 Maret 2020.

Baca Juga: Kasus Pertama: 3 Pasien Positif Terjangkit Covid-19 di Sumbar

Hingga Senin (20/7/2020), menurut Irwan, setidaknya labor Unand dan kemudian ditambah satu lagi labor di Baso, Agam telah memeriksa 60 ribu orang (1,2 persen) dari total lebih 5 juta warga Sumatra Barat. Jumlah ini telah melewati standar WHO. Lembaga kesehatan dunia itu, mensyaratkan 1 persen pemeriksaan per jumlah penduduk.

 

Di Indonesia, tes masif 12.500 orang per 1 juta penduduk di Sumbar ini, berdasar data Gugus Tugas Nasional, nomor dua setelah DKI Jakarta. Berbeda dengan banyaknya temuan positif di DKI Jakarta, temuan kasus positif di Sumbar jauh lebih landai. Di pekan-pekan pertama pengujian, positivity rate Sumbar cukup tinggi, namun kemudian terus melandai.

Menurut gubernur, testing dan tracking dilakukan masif dengan dukungan dinas-dinas kesehatan kota dan kabupaten dibantu tenaga surveilance termasuk puskesmas. "Tanggal 17 Maret kita sudah melakukan pembatasan selekif (masuk Sumbar) dan 30 Maret mulai pembatasan (di perbatasan) darat," ujar Irwan.

Pada Maret juga, pemerintah daerah menjadikan sejumlah gedung milik pemerintah menjadi lokasi karantina orang dalam pemantauan (ODP) dan orang yang positif tapi tanpa gejala (OTG). Pemerintah provinsi menyiapkan tujuh gedung berupa balai pendidikan dan pelatihan (diklat) dan asrama. Jumlah ini belum termasuk lokasi karantina yang disiapkan oleh pemerintah kabupaten dan kota.

Sementara, jumlah rumah sakit rujukan Covid-19 ditambah. Selain Rumah Sakit (RS) Dr. M. Djamil Padang dan RS Ahmad Mochtar Bukittinggi, juga RS Unand, RSUD Dr. Rasidin Padang dan RSUD Pariaman. Meski demikian, rumah sakit lainnya milik pemerintah, TNI dan Polri serta swasta juga merawat pasien Covid-19.

Hingga 31 Maret 2020, berdasar data gugus tugas provinsi Sumbar, jumlah kasus positif di Sumbar adalah sebanyak 11 orang dan angka meninggal dunia 1 orang.

April 2020
Banyaknya pelacakan dan mulai masifnya pengujian melalui PCR di labor, membuat kasus positif di Sumbar naik cukup signifikan. Sumbar masuk 10 besar nasional mulai 12 April 2020 dan menjadi yang terbanyak di Sumatra. Sumbar sempat berada pada peringkat 8 nasional.

Menyikapi itu, gubernur menggelar rapat bersama seluruh bupati dan wali kota pada 20 April. Hasilnya, disepakati Sumbar menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama dua minggu, mulai 22 April hingga 5 Mei 2020. Pada 24 April-31 Mei juga diberlakukan larangan masuk Sumbar melalui jalur darat dan udara. Tujuh pintu masuk Sumbar dijaga ketat, banyak kendaraan yang diminta putar balik di perbatasan provinsi.

Pada 25 April, menurut Irwan, juga diumumkan pelarangan mudik kepada para perantau. Pada bulan ini juga, Sumbar minta izin kepada Kemenkes untuk mengoperasikan labor kedua. Pada 21 April, Kemenkes RI mengizinkan Laboratorium Balai Veteriner Bukittinggi sebagai tempat ji Sampel Covid-19. Labor ini mulai  beroperasi pada 29 April membantu labor FK Unand yang lebih dulu beroperasi.

Hingga 30 April 2020, berdasar data gugus tugas provinsi Sumbar, jumlah kasus positif di Sumbar adalah sebanyak 148 orang, 25 orang sembuh dan meninggal dunia 15 orang. Artinya, selama April terjadi pertambahan 137 positif, 14 meninggal dunia dan mulai ada yang sembuh sebanyak 25 orang.

Mei 2020
Pada 5 Mei 2020, PSBB diperpanjang ke tahap II. Sepanjang Mei, saat PSBB diberlakukan, pelacakan dan pengujian semakin ditingkatkan. Hal ini membuat temuan angka positif Covid-19 per hari di Sumbar meningkat. Temuan kasus positif tertinggi adalah pada 24 Mei 2020 dengan 35 kasus positif.

Selama PSBB juga, ribuan kendaraan diminta putar balik di semua perbatasan darat Sumbar. Pada 28 Mei, rapat gubernur bersama bupati dan wali kota memutuskan PSBB diperpanjang hingga 7 Juni 2020.

Hingga 31 Mei 2020, berdasar data gugus tugas provinsi Sumbar, jumlah total kasus positif di Sumbar adalah sebanyak 567 orang. Dari jumlah itu, 265 orang sembuh dan 25 orang meninggal dunia. Artinya, selama Mei terjadi pertambahan 419 positif, 240 sembuh dan 10 meninggal dunia.

Juni 2020
Sumbar mengakhiri PSBB pada 7 Juni 2020 dan memasuki era adaptasi kebiasaan baru yang semula disebut new normal (kenormalan baru), Pertambahan jumlah kasus positif semakin melandai, rata-rata di bawah 20 kasus.

Berdasar data Kementerian Kesehatan pada 29 Juni 2020, positivity rate (tingkat temuan positif) Sumbar adalah yang terendah di Indonesia, yakni 1,8 persen. Angka ini diperkirakan terus turun, karena sepanjang 3 pekan ini positivity rate Sumbar per hari hampir selalu di bawah 1 persen.

Hingga 30 Juni 2020, berdasar data gugus tugas provinsi Sumbar, jumlah total kasus positif di Sumbar adalah sebanyak 726 orang. Dari jumlah itu, 603 orang sembuh dan meninggal dunia 31 orang. Artinya, selama Juni pertambahan kasus positif adalah 159 orang. Angka meninggal dunia naik signifikan sebanyak 21 orang. Sementara yang sembuh juga naik sebanyak 338 orang.

Juli 2020
Sumbar beberapa kali mendapat apresiasi atas pengendalian tersebut. Selain dari Kementerian Kesehatan, apresiasi datang dari Gugus Tugas Nasional dan juga Presiden Jokowi. Pada Rabu, 15 Juli Presiden menyebut Sumbar sebagai salah satu dari lima provinsi terbaik dalam menangani Covid-19.

Baca Juga: Presiden Jokowi Puji Penanganan Covid-19 di Sumbar

Selain karena pengujian yang masif dan rendahnya positivity rate, tingkat kesembuhan sudah sekitar 85 persen. Peringkat kasus positif Sumbar dibanding provinsi lain di Indonesia terus turun hingga sementara di peringkat ke-18. Sumbar juga mulai diminta membantu provinsi lain untuk mengendalikan Covid-19. Kepala Labor Unand Dr Andani diminta oleh gugus tugas nasional untuk membantu pengembangan labor di Surabaya. Sementara, Labor Unand semakin banyak menerima pengujian dari luar provinsi. Antara lain spesimen dari Kalimantan Selatan.

Hingga 22 Juli 2020, berdasar data gugus tugas provinsi Sumbar, jumlah kasus positif di Sumbar adalah sebanyak 846 orang, 708 orang sembuh dan meninggal dunia 33 orang. Artinya, selama tiga pekan Juli ini pertambahan kasus positif ada;ah 120 orang. Angka meninggal dunia 2 orang. Sementara yang sembuh 105 orang.

Baca Juga: Gubernur Sumbar Ungkap 7 Indikator dan 4 Kunci Kendalikan Covid-19

Gubernur Irwan Prayitno kepada tim Langgam.id mengatakan, pengendalian Covid-19 di Sumbar dijalankan melalui empat kunci, yakni testing (pengujian), tracking (pelacakan), isolasi dan treatment (pengobatan). Capaian dari empat kunci tersebut bisa dilihat dari tujuh indikator. Berikut video selengkapnya:(Osh/SRP/HF/Rahmadi/SS)

Baca Juga

Permasalahan baru yang menimpa umat Islam yakni terkait daftar nama-nama ustadz kondang yang terdaftar dalam jaringan radikalisme.
Pergeseran Nilai Muhammadiyah Sumbar dalam Politik?
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sumbar, Bayu Aryadhi mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi
BP2MI: Tidak Ada Pekerja Migran Indonesia dari Sumbar di Zona Konflik
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
Ahmad Hafidz
Nagari Creative Hub: Penggerak Ekonomi Masyarakat
Sebanyak 14 anggota DPR RI dan 4 anggota DPD RI terpilih asal Sumatra Barat untuk periode 2024-2029 telah dilantik pada 1 Oktober 2024
Harta Kekayaan Anggota DPR dan DPD Asal Sumbar: Mulyadi Terkaya, Cerint Iralloza Terendah
Menteri BUMN Erick Thohir telah menyetujui pengalihan lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pengembangan RSUP M Djamil Kota Padang.
Flyover Sitinjau Lauik Segera Dibangun, Andre: Pemenang Lelang Diumumkan 7 Oktober 2024