Langgam.id - PT Moosa Genetika Farmindo (Moosa Farm) menangkap kebutuhan besar akan daging sapi di Sumatra Barat (Sumbar) sangat besar, dengan berinvestasi peternakan sapi di Alahan Panjang, Kabupaten Solok.
Dirut Moosa Edufarm Ivan Rizal Sini menyebutkan ketertarikan berkontribusi di Solok, karena daerahnya berketinggian 1200 meter di atas permukaan laut, merupakan tempat yang ideal untuk resipien sapi susu dan sapi Wagyu yang membutuhkan udara dingin.
Dijelaskannya, peternakan ini mengombinasikan teknologi termutakhir dalam industri perkembangbiakan, MOET (Multiple Ovulation Embryo Transfer) dan Genetic Screening. Teknologi tersebut memberikan tingkat kehamilan yang lebih tinggi dari donor pilihan (sperma dan telur) yang memberikan keturunan dengan kualitas tertinggi.
"Lokasi peternakan ini memang sudah diperhitungkan. Kami akan mengembangkan pembibitan sapi Wagyu dengan program bayi tabung. Mudah-mudahan program MOET berhasil disini," ungkapnya.
Program MOET merupakan teknologi yang paling canggih dalam program perkembang biakan sapi, dengan memilih sapi terbaik secara fisik dan genetik. Sementara untuk di daerah Sungkai, Padang yang luasnya 10 hektar, merupakan lahan peternakan ideal untuk penggemukan dan pembibitan sapi lokal.
"Metode ini terbukti berhasil dalam di berbagai negara terutama untuk mengembangkan ternak premium, untuk itu kami perlu dukungan pemerintah dan masyarakat Sumbar," ujarnya.
Moosa Edufarm sendiri merupakan grup bisnis yang mengelola jaringan RS Bunda.
Sementara itu, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno mengatakan, hampir semua masyarakat Sumbar mengkomsumsi daging.
"Orang Sumbar terkenal dengan komsumsi daging sapi, makanya daerah kita dikenal dengan Rendang," ucap Irwan Prayitno saat memberi sambutan pada acara peresmian peternakan sapi Moosa Edufarm Solok, Selasa (21/7/2020).
Kebudayaan masyarakat tradisional di Minangkabau lebih mengenal makan daging ketiban minum susu. Selain perhelatan adat, rendang menjadi sajian utama dalam tradisi keagamaan. Setiap menjelang Ramadhan, orang Minang berlomba-lomba membeli daging untuk membuat rendang.
Selain itu Gubernur Irwan Prayitno mengatakan pemerintah menaruh perhatian kepada investor untuk membangun kebutuhan masyarakat, seperti daging dan susu.
Baca Juga: 2020, Sumbar Targetkan Angka Kelahiran Sapi dan Kerbau Capai 132 Ribu Ekor
"Pemerintah Pemprov Sumbar memberikan apresiasi kepada pengusaha Dr. Ivan Rizal Sini Direktur Utama Moosa Edufarm yang mau berinvestasi membangun peternakan sapi di lokasi dengan pemandangan alam yang indah di daerah pedalaman tepatnya di Alahan Panjang, Kabupaten Solok," kata Irwan.
"Kita bersyukur karena seorang dr. Ivan Rizal Sini ahli bayi tabung terkemuka yang juga seorang pengusaha ternama di industri kesehatan dan bioscience, melakukan inovasi dengan mendirikan Moosa Farm seluas 28 hektar di sini," imbuhnya.
Irwan Prayitno mengatakan, perternakan sapi itu bisa peningkatan populasi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan dari daging impor dan sekaligus mendukung Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia.
"Untuk mensukseskannya, maka kita perlu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan peran aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat," kata Irwan.
Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, utamanya produksi daging sapi, semakin tinggi. Oleh karena itu, salah satu cara yang ditempuh untuk mempercepat peningkatan populasi sapi di Sumbar dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya. (Osh)