Langgam.id - Olahraga sepeda semakin menjamur di kalangan masyarakat, termasuk warga Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Kian harinya, aktivitas bersepeda selalu dilakukan dari berbagai kalangan, mulai yang muda hingga orang tua.
Meskipun dalam suasana pandemi coronavirus disease (covid-19), namun hal ini tak menjadi suatu halangan. Hiruk pikuk para pecinta sepeda semakin gila di jalanan ibu kota. Terkhusus, menjelang sore di hari khusus seperti Sabtu ataupun Minggu tiba.
Bisa dilihat, setiap jalanan Kota Padang, apalagi menuju jalur objek wisata, warga yang melakukan aktivitas bersepeda ada saja yang terlihat. Mulai mereka perorangan, pasangan, hingga kelompok komunitas dengan merek dan jenis sepeda yang beragam.
Mereka olahraga santai, sembari menikmati sore menjelang senja datang. Tak jarang, kegiatan bersepeda ini, juga dilakukan pada pagi harinya. Para goweser dan gowesist (sebutan penggiat olahraga sepeda) sempat-sempatnya meluangkan waktu sesaat untuk berolahraga sebelum memulai aktivitas sehari-hari.
Mungkin, hari sepeda sedunia yang baru masuk tahun ketiganya diperingati setiap tanggal 3 Juni kemarin, menjadikan momen dimulainya geliat sepeda di Kota Padang. Meskipun, jauh hari sebelumnya, aktivitas bersepeda sudah ramai digandrungi masyarakat.
Termasuk kalangan Jurnalis di Kota Padang. Dalam kesibukan mencari dan mengabarkan, aktivitas olahraga tetap diselingi demi mengurangi stress dalam dunia pemberitaan. Bahkan, para wartawan ini membentuk sebuah komunitas bernama Jurnalis Sepeda Sehat (JSS).
Mario Sofia Nasution, salah satunya penggiat olahraga sepeda yang tergabung dalam komunitas JJS tersebut. Pria 30 tahun ini merupakan wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Biro Sumbar.
Ia mengaku baru menggandrungi dunia olahraga bersepeda. Selain bertujuan untuk menghabiskan waktu luang dengan hal positif, kegiatan bersepeda setidaknya membuat imunitas meningkat dan tubuh sehat.
"Tapi tetap, dalam bersepeda selalu safety dalam kondisi pandemi ini. Saya berolahraga sepeda selalu menggunakan masker demi antisipasi," kata Mario kepada Langgam.id, Senin (8/6/2020).
Langkah yang dilakukan Mario hampir sama diterapkan para pecinta sepeda lainnya di Kota Padang dalam berolahraga. Mayoritas, mereka menggunakan masker hingga sarung tangan demi keamanan antisipasi penyebaran virus corona.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masker saat bersepeda. Menurut Spesialis Dokter Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Afriwardi, apalagi para pecinta mengunakan masker zebo kain tidak menjadi rekomendasi.
Sebab, kata Afriwardi, masker zebo tergolong tipis dan memiliki pori-pori besar. Dalam konteks pernapasan atau untuk menghambat sebuah virus masker tersebut memang tidak sangat memadai.
"Sekarang ini bagaimana jalan keluar? Pertama, intensitas sepeda jangan wall out, jangan bersepeda habis-habisan, jangan sampai tenaga bekerja secara begitu maksimal. Jangan sampai tubuh kekurangan oksigen," ujarnya.
Afriwardi mengungkapkan, jika masker kain yang dipilih saat bersepeda, pastikan kondisi bahannya. Apabila berbahan elastis, masker itu masuk kategori kurang bagus karena pori-pori bisa melebar dan mengecil.
"Semakin kecil masker kita, semakin besar pori-porinya. Saran saya mengunakan masker medis, itu cukup memadai. Kalau pori-pori masker bedah tingkat resiko penularan bisa diantisipasi hingga 75 persen," jelasnya.
Pengunaan masker saat berolahraga sepeda, tentu bisa menganggu proses pernapasan dalam tubuh. Namun, upaya ini bisa diantisipasi dengan menjaga ritme dalam bersepeda.
Afriwardi menyarankan bagi pecinta bersepeda, agar proses pernapasan tetap terjaga diharapkan intensitas berolahraga tidak terlalu tinggi. Sebab, dengan bersepeda kemudian menggunakan masker gangguan pernapasan bisa 80 persen dibandingkan keadaan normal.
"Makanya intensitas bersepeda jangan terlalu tinggi, biar balance-nya ada. Kalau bisa menurunkan intensitas, mudah-mudahan tidak masalah dengan pernapasan. Karena kebutuhan oksigen tubuh tetap tidak dikurangi. Sehingga suplai tetap seimbang," tuturnya.
Bersepeda, Olahraga Terbaik Saat Pandemi
Dalam situasi pandemi ini, olahraga secara individual menjadi pilihan terbaik dalam meningkatkan imunitas tubuh,
salah satunya bersepeda. Selama mengikuti protokol covid-19, bersepeda di luar ruangan tidak suatu menjadi masalah.
"Walaupun bersepeda berombongan, tidak akan ada berdekatan akan sampai kurang satu meter. Beriringan juga berjarak. Cuman hati-hatinya kalau kelompok saat istirahat di suatu tempat kalau dapat tetap memperhatikan protokol kesehatan. Meskipun sekarang PSBB sudah dilonggarkan," pesan Afriwardi.
Ia menyebutkan olahraga sepeda sangat bagus, karena banyak otot terlibat yang bekerja tanpa membebani sendi lutut yang berbeda dengan olahraga lari. Sendi lutut perlu dilindungi karena merupakan sendi yang tidak stabil.
"Beda dengan sendi lain. Sendi lutut ada mangkok sendi dan kepala sendi. Dengan melakukan olahraga tidak membebani berat badan tubuh ke sendi lutut itu sangat bermanfaat untuk tubuh," kata dia.
Sementara untuk mencari waktu yang pas dalam bersepeda, ada beberapa pandangan aspek yang perlu diperhatikan. Pertama soal kelembaban, penerimaan cahaya dan suhu. Sepanjang aspek itu bisa diperhatikan, bersepeda pagi, sore maupun malam tidak menjadi masalah.
"Kalau kita gabungkan semuanya, waktu pilihan terbaik ideal pagi sampai jam 10.00. Kalau memang tujuan kita mencari aspek tiga tadi, kita mendapatkan ultraviolet, mendapatkan suhu tubuh bagus dan kelembaban serta kesegaran udara," ungkapnya.
"Kalau ada tujuan lain, beda lagi. Untuk mencari meningkatkan daya tahan, maka ditambah dengan suhu yang tinggi. Tergantung tujuan. Kalau dibandingkan sore, bandingan pagi, tapi enggak beda jauh. Semua waktu kita rekomendasikan asal dengan catatan tiga aspek tadi dapat diatur," sambungnya. (Irwanda/ZE)