Langgam.id- Berubahnya pola makan selama puasa Ramadan, ternyata bisa meningkatkan metabolisme tubuh. Menjaga metabolisme tubuh sangat penting, dalam menghindari virus corona atau Covid-19.
Ahli Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, dr Ulya Uti Fasrini, mengatakan, dengan menjalankan puasa, maka kesempatan bagi lambung untuk beristirahat sekitar 13 jam. Dan secara kesehatan, melakukan puasa berkelanjutan hasilnya akan bagus untuk metabolisme tubuh.
“Karena kita memulai berpuasa itu dengan niat. Di dalam hadits Innamal A’malu Binniyat, segala sesuatu amal itu tergantung pada niat. Prinsipnya di dunia medis yang hampir sama dengan sugesti,” kata Ulya dihubungi langgam.id, Minggu (3/5/2020).
Dengan sugesti, kata Ulya, maka tubuh akan memberikan sinyal dengan sendirinya untuk mengatur metabolisme tubuh. Secara otomatis tubuh mulai menyesuaikan meskipun pola makan mulai berubah.
Kata dia, 5 hari pertama atau 4 hari fase adaptasi biasanya ada yang merasa pusing dan juga ada mati rasa. Tapi nantinya akan lebih terbiasa dan beradaptasi.
"Selama menjalankan ibadah puasa, meningkatkan daya tahan tubuh penting dengan makanan gizi seimbang,” ujarnya.
Ulya mengatakan, salah satu upaya untuk mencegah corona adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara asupan gizi yang cukup.
Kata dia, seperti mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan saat sahur dan berbuka.
"Kemudian olahraga secukupnya serta membuat pikiran yang tenang salah satu langkah meningkatkan daya tahan tubuh," ujarnya.
Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah asupan air dalam artian yang sebenarnya adalah cairan secara umum. Sesuai anjuran diharapkan dalam sehari minum air sebanyak 8 hingga 10 gelas.
Secara bertahap, minum 8 gelas sehari tetap bisa dilakukan selama bulan ramadan. Di antaranya 4 gelas ketika sahur, dan 4 gelas saat berbuka.
"Semuanya, diatur dengan jarak yang teratur agar tidak kembung. (Irwanda)