Langgam.id - Tagar #UnandJanganPelit sempat menjadi trending topik di Twitter beberpa waktu belakangan, tagar itu disebut sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa Universitas Andalas (Unand) terkait perkuliahan daring yang diikuti mahasiswa selama Pandemi Corona.
Bahkan, juga ada mahasiswa yang mengeluhkan bahwa kampus tidak memberikan bantuan kuota internet untuk mereka. Menanggapi hal itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unand, Insannul Kamil menyebutkan, bahwa pihaknya sudah mengantisipasi terkait persoalan tersebut.
Bahkan, Unand akan memberikan bantuan berupa biaya pulsa Rp 50 ribu untuk pembelian paket internet, bagi mahasiswa yang kuliah daring dari rumah saat wabah corona.
"Pada bulan Mei ini Unand telah menyiapkan pulsa senilai Rp50 ribu," ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unand, Insannul Kamil dihubungi langgam.id, Kamis (30/4/2020).
Baca juga : Data Lengkap, Bantuan Covid-19 untuk Padang Panjang dan Sawahlunto Diserahkan
Insannul mengatakan, bantuan pulsa itu diprioritaskan untuk mahasiswa bidik misi yang jumlahnya mencapai 5.300 orang. Kemudian juga untuk mahasiswa UKT level 1 dan 2 yang kira-kira berjumlah 2.700 orang.
Mereka diprioritaskan, kata dia, karena masuk dalam kategori mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Sehingga wajib untuk dibantu.
"Semuanya terdampak, tapi ada keterbatasan untuk seluruh mahasiswa. Makanya kita prioritaskan mahasiswa dengan basis kemampuan ekonomi," ujarnya.
Namun, kata Insannul, pihaknya juga sedang berkoordinasi dengan BEM untuk mendata mahasiswa UKT level 3 hingga 7 yang terdampak corona.
Selain bantuan pulsa, Unand juga bekerjasama dengan Telkom dalam penyediaan platform CloudX.
"Ada 100 room kelas daring yang mengunakan paltform CloudX. Tidak dibebani kuota, karena Unand membayar. Kalau itu habis, kuota mahasiswa habis, cukup membayar Rp0 dapat 30 GB," jelasnya.
Baca Juga : RSUD M Zein Painan Tambah 10 Ruang Isolasi untuk PDP Covid-19
Dijelaskan Insannul, sebelumnya pihak kampus dan mahasiswa juga telah menyepakati untuk kuliah daring melalui aplikasi iLearning. Namun, hal tersebut tidak berjalan maksimal, karena kondisi yang terbatas.
"Bulan April itu, Unand sudah mendaftar, share-share iLearning ke provider-provider yang ada. Itu mahasiswa diberikan kuota gratis sebanyak 30 GB juga," ucapnya.
Namun, dalam pelaksanaan, ternyata ada dosen yang mengunakan pilihan platform lain saat kuliah daring. Platform itu cukup banyak memakan kuota internet, sehingga perkuliahan tak berjalan maksimal, karena seluruh mata kuliah dilakukan secara daring. (Irwanda/ZE)