Langgam.id - Satu lagi pelaku penyerangan pemuda asal Kabupaten Mentawai, Sumatra Barat (Sumbar), diringkus polisi. Pelaku diketahui berinisial AGC (19), warga Alang Laweh, Kecamatan Padang Selatan.
AGC ditangkap pada Jumat (28/2/2020), ketia sedang tertidur di rumahnya. Polisi juga menemukan narkotika jenis sabu saat menggeledah kamar pelaku.
"Saat diamankan pelaku sedang tertidur. Kami juga menemukan narkotika jenis sabu-sabu dan bong dari kediaman pelaku," ujar Kasat Reskrim Polresta Padang AKP Edriyan Wiguna, Minggu (1/3/2020).
Ia mengungkapkan pelaku merupakan otak dari aksi penyerangan terhadap korban. Sementara rekannya berinisial WS yang lebih dulu ditangkap, bertindak sebagai eksekutor.
"Pelaku kami serahkan ke Satresnarkoba karena kami mendapatkan narkoba di rumahnya. Dugaan sementara, pelaku juga diduga pengedar narkoba," katanya.
Sebelumnya, satu pelaku lainnya berinisial WS (19) berhasil ditangkap pihak kepolisian beberapa waktu lalu di Jondul Rawang, Kecamatan Padang Selatan. Terungkapnya identitas pelaku berawal dari hasil kamera pengawas (CCTV) dan keterangan saksi-saksi.
Seperti diketahui peristiwa penyerangan terjadi di Jalan Dr. Sutomo, Kecamatan Padang Timur, Minggu (16/2). Korban diketahui bernama Parmono Saogo (21) dan Hengki Hotang (21).
Korban yang mengalami luka adalah Parmono. Diketahui malam itu dua kendaraan sepeda motor datang dari arah berlawanan dari korban berjalan kaki. Kendaraan itu nyaris menabrak Parmono dan Hengki. Beruntung mereka berhasil melompat ke trotoar dan terhindar dari tabrakan.
"Mereka empat orang dengan dua sepeda motor. Datang dari Lubuk Begalung menuju arah Simpang Haru," cerita Hengki.
Heran dengan tingkah laku pengendara itu, Parmono menoleh ke arah mereka. Akan tetapi, lirikan Parmono membuat gerombolan pengendara ini berang. Satu sepeda motor kembali dan menghampiri dua remaja tersebut.
Di antara gerombolan sepeda motor itu kemudian turun, dengan gagah memegang samurai. Senjata tajam tersebut kemudian melayang ke arah Parmono. Dari hasil interogasi, motif pelaku melakukan penyerangan hanya sebagai bentuk eksistensi diri. (Irwanda/ICA)