Langgam.id – Universitas Negeri Padang (UNP) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong peningkatan publikasi ilmiah dosen melalui penyelenggaraan Workshop Artikel Scopus bertema “Analisis Data dan Pengolahan Data Penelitian” yang digelar di Aula FMIPA UNP, Rabu (25/6/2025).
Kegiatan ini diikuti lebih dari 400 dosen dari berbagai fakultas sebagai bagian dari langkah strategis untuk mewujudkan target satu dosen satu artikel terindeks Scopus.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNP, Prof. Dr. Anton Komaini, S.Si., M.Pd., menyampaikan apresiasinya atas antusiasme tinggi para dosen dalam mengikuti kegiatan ini. Ia menyebut workshop ini sebagai langkah konkret untuk mendongkrak capaian publikasi ilmiah UNP.
“Tahun 2024, UNP berhasil menghasilkan 1.087 dokumen terindeks Scopus. Hingga 24 Juni 2025, baru 500 dokumen yang tercatat. Masih ada waktu enam bulan ke depan untuk mengejar dan menyamai bahkan melampaui capaian tahun lalu,” jelas Anton.
Dari hasil evaluasi internal, LPPM menemukan bahwa sebanyak 731 dosen belum pernah menjadi penulis utama (first author) dalam publikasi Scopus selama dua tahun terakhir. Untuk menjawab tantangan tersebut, LPPM telah merancang program pendampingan intensif yang akan melibatkan 420 dosen dalam workshop lanjutan.
Selain itu, sebanyak 900 dosen juga tercatat belum pernah menjadi ketua dalam penelitian yang didanai oleh PNBP maupun DRTPM. Menyikapi hal ini, LPPM akan menggelar pelatihan penulisan proposal hibah dengan pendekatan yang lebih sistematis dan terstruktur.
Workshop ini menghadirkan tiga narasumber utama yang memiliki pengalaman dan rekam jejak kuat dalam bidang publikasi dan analisis data riset, yaitu Dr. Zadrian Ardi dari Fakultas Ilmu Pendidikan, Dr. Riri Jonuarti dari Fakultas MIPA, serta Dr. Zikri Alhadi dari Fakultas Ilmu Sosial.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Dr. Refnaldi, S.Pd., M.Litt., yang hadir mewakili Rektor UNP dalam sambutan pembukaan, menekankan pentingnya transformasi pola pikir dosen dalam menulis artikel ilmiah. Ia menyebut bahwa analisis data merupakan elemen krusial dalam artikel ilmiah bereputasi internasional.
“Penulisan tidak cukup hanya dengan pendekatan deskriptif. Harus ada analisis inferensial menggunakan teknik statistik yang relevan. Selain itu, pahami juga kebutuhan dan standar dari jurnal tujuan agar artikel kita sesuai dengan ekspektasi mereka,” tegasnya.
Prof. Refnaldi juga mengungkapkan bahwa UNP sedang mengupayakan kembalinya dukungan pembiayaan publikasi melalui skema Article Processing Charge (APC) dari program World Class University (WCU). Dana ini diharapkan dapat kembali mengalir untuk mendukung publikasi di jurnal bereputasi internasional.
Dalam waktu dekat, LPPM juga akan meluncurkan program Training of Trainers (TOT) untuk mendampingi penulisan artikel di tingkat fakultas, serta menyiapkan skema insentif bagi dosen yang menjalin kolaborasi riset dengan institusi luar negeri. Termasuk di antaranya pembiayaan untuk penulis korespondensi.
Melalui pendekatan kolaboratif dan dukungan berkelanjutan, UNP berharap mampu terus meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi dosen, serta mempercepat langkah menuju universitas berkelas dunia. (*/f)
