Langgam.id - Letterblock besar bertuliskan "Padang Kota Tercinta" yang terletak di puncak Gunung Padang, Kota Padang, terbakar pada Sabtu (30/11/2019) subuh.
Sarimah (67) merupakan warga yang rumahnya berada di atas Gunung Padang. Jarak rumahnya dari lokasi kebakaran sekitar 100 meter. Menurutnya kebakaran terjadi sekitar salat subuh.
Diceritakannya, awalnya orang di rumah Sarimah tidak ada yang menyadari kebakaran terjadi. Hal ini karena rumahnya lebih rendah dibandingkan lokasi kebakaran. Ditambah lagi dengan hutan dan pohon-pohon lebat menutupi sekitar lokasi.
Kemudian salah seorang tentangganya bernama Uwi, yang rumahnya berada lebih jauh, di bawah Gunung Padang menelpon. Ia diberitahu kalau sedang terjadi kebakaran di puncak bukit itu.
Tetangganya itu ternyata juga ditelpon oleh temannya yang berada di sekitar Pantai Padang. Api tampak lebih jelas dari Pantai Padang dibandingkan oleh warga yang tinggal di sekitar Gunung Padang.
Sarimah dan suaminya keluar dari rumah, agak jauh dari rumahnya ia bisa melihat api membumbung tinggi dari atas gunung. Suami Sarimah memutuskan untuk mendekati lokasi kebakaran. Apalagi mereka khawatir kedainya juga ikut terbakar. Kedai mereka hanya berjarak sekitar 10 meter dari huruf balok raksasa itu.
"Sempat saya larang, saya takut lihat api yang sudah besar, tapi bapak tetap pergi ke atas. Hari masih gelap saat itu, bapak pergi ke lokasi pakai senter," ujarnya kepada langgam.id, Sabtu (30/11/2019).
Tidak berapa lama, suaminya kembali ke rumah. Dari cerita suami Sarimah saat itu, api sudah membakar 4 huruf pada letterblock tersebut yaitu huruf P, A, D, dan A. Kemudian sekitar pukul 06:00 WIB, warga mulai naik ke atas bersama pemadam kebakaran.
"Saat itu pemadam kebakaran datang, mereka naikkan pipa air ke atas gunung, warga juga sudah ramai yang naik ke atas," ujarnya.
Sekitar pukul 06:30 WIB, Sarimah juga pergi ke lokasi kebakaran. Saat itu petugas bersama warga sudah berhasil memadamkan api dan dilanjutkan dengan melakukan pendinginan terhadap rangka besi letterblock dan sekitarnya.
"Pas hari sudah mulai terang, saya juga naik ke atas. Orang sudah ramai, apinya sudah padam. Cuma pemadam kebakaran masih menyemprotkan air," katanya.
Saat itu dia juga mulai membuka kedainya yang berada dekat lokasi kebakaran. Pemadam kebakaran menurutnya masih di lokasi hingga pukul 10:00 WIB pagi. Selain petugas pemadam ada juga Satpol-PP yang berada di lokasi.
"Petugas mulai bubar sekitar jam 10 pagi. Sementara, apinya sudah padam sejak jam 7," ujarnya.
Akibat dari kejadian itu menurutnya tidak ada korban jiwa. Menurutnya pada malam hari memang tidak ada orang yang berada di sekitar lokasi. Sementara rumah yang terdekat dari lokasi adalah rumahnya.
Ia mengatakan lampu dari huruf tersebut biasanya hidup saat magrib dan mati sekitar jam 6 pagi dengan teratur. Hal ini juga baru kali pertama terjadi sejak huruf tersebut didirikan Pemko Padang.
"Mungkin penyebabnya listrik, tapi tidak tahu juga kita, kita tahunya lampu huruf ini hidup mati setiap hari secara otomatis, sebelum ini aman-aman saja," katanya.
Berdasarkan pantauan, tampak pelapis 4 huruf raksasa itu habis terbakar semuanya yaitu P, A, D, dan A. Sementara kerangka besi dan kedudukannya masih tampak kokoh berdiri. Sementara 2 huruf terakhir yaitu N tampak sedikit hangus dari bekas api yang menjalar.
Sedangkan huruf terakhir G dan tulisan kota tercinta masih tampak berdiri seperti biasanya. Selain huruf tersebut, rumput di sekitarnya juga tampak terbakar dan dan daun pohon-pohon di sekitar tampak menguning akibat panas ditimbulkan.