Langgam.id - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) bakal membuka kesempatan bekerja di sektor hospitality dalam skema Government to Government (G to G) untuk penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jerman.
Hal tersebut disampaikan Koordinator Penempatan Pemerintah Kawasan Eropa BP2MI Sri Suratmi kepada wartawan disela-sela memberangkatkan tiga PMI ke German dalam sektor perawat, di Lounge PMI, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Minggu (5/11/2023).
"Untuk sekarang kami sudah membahas untuk menambah sektor hospitality atau perhotelan, tapi itu masih dalam tahap pembahasan dengan pihak Jerman," kata Sri.
Sri berharap pembukaan sektor hospitality dalam skema G to G itu segera terealisasikan. Sebab, antusiasme masyarakat untuk bekerja di Jerman makin tinggi. Kendati begitu, Sri belum bisa memastikan berapa jumlah PMI yang dibutuhkan dalam sektor hospitality tersebut. Dia mengatakan hal tersebut masih dalam pembahasan.
"Kami berharap penandatanganan secara Memoratorium of Understanding (MoU) secepat mungkin, terkait jumlahnya nanti akan diketahui jika sudah dilakukan MoU, kami akan sampaikan itu kepada teman-teman medali," ucap dia.
Sri pun mengimbau kepada seluruh putra-putri bangsa Indonesia untuk menyiapkan keterampilan jika ingin bekerja dalam sektor hospitality di Jerman. Dia menyebut besar kemungkinan sektor hospitality tersebut dibuka pada tahun 2024 mendatang. "Kita harus menyiapkan sumber daya manusia yang mempuni dibidangnya," ujar dia.
Di tempat yang sama, Kepala BP3MI Serang-Banten, Fanny Kurniawan mengatakan, pelepasan PMI hari ini merupakan pemberangkatan yang ke-8 sepanjang tahun 2023 dalam sektor perawat ke Jerman.
"Alhamdulilah, total yang kita berangkatkan sudah ada sekitar 84 lebih PMI yang berangkat ke Jerman melalui skema G to G untuk sektor perawat, angka ini akan terus bertambah ke depannya," ujar dia.
Sebelumnya, Kepala BP2MI Benny Rhamdani, memberangkatkan sebanyak 12 PMI melalui skema G to G untuk sektor perawat. Dia merinci sepanjang 2023 lembaganya telah memberangkatkan sebanyak 61 Pekerja ke Jerman.
"Penempatan untuk G to G baik Jepang, Korea dan Jerman ini sudah menembus angka 22.236 Pekerja Migran Indonesia, kemudian untuk P to P itu sudah menembus angka 197.257 orang. Jadi target kita tahun 2023, sebanyak minimal 250.000 orang tercapai," kata Benny kepada wartawan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (11/9/2023).
Wakil Ketua Umum Partai Hati Nurani (Hanura) itu menyebut puluhan PMI tersebut merupakan perawat yang berkompeten dalam bidang kesehatan karena telah mampu menyelesaikan berbagai seleksi level satu.
"Ini merupakan pelepasan kloter ke 11 pekerja migran Indonesia ke Jerman dengan jumlah penempatan sampai hari ini 61 pekerja migran Indonesia, mereka ini orang-orang profesional di bidang kesehatan dan juga pejuang keluarga serta pahlawan devisa yang patut kita apresiasi," ujarnya.
Mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) itu juga menyebutkan, penempatan kerja seperti G to G ini harus digelorakan, agar mimpi anak-anak muda Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri dapat menjadi kenyataan.
"Pihak Jerman saat ini sudah membantu langsung para PMI dengan memberikan pelatihan kepada mereka dan bahkan ada hal-hal tertentu yang sudah ditanggung pihak Jerman," imbuhnya.
Kedepannya menurut Benny, jika program G To G ini berjalan sukses maka akan dikembangkan untuk menambah sektor lain, seperti tenaga kerja pada manufaktur atau industri dan lain sebagainya.
"Untuk sementara ini hanya perawat, mudah-mudahan nanti kita bisa menyodorkan proposal ke Jerman agar sektor pekerjaan lain dibuka, kita doakan saja, mudah-mudahan kita selalu memberikan yang terbaik untuk negara dan seluruh warga Indonesia," tuturnya.
Benny juga memastikan pelindungan dan keselamatan kepada seluruh PMI selama berada di negara penempatan di bawah tanggung jawab pemerintah Indonesia sepanjang pemberangkatan yang dilakukan secara resmi.
Oleh karena itu, dia mengimbau kepada seluruh PMI yang diberangkatkan secara resmi untuk melaporkan kepada perwakilan KBRI di negara penempatan bila mendapat perlakuan yang tidak nyaman dari perusahaan.
"Sebelum Pekerja Migran Indonesia berangkat ke negara penempatan, negara menjamin untuk melindungi dan memberikan keselamatan sampai tiba lagi di Indonesia, negara tidak akan membiarkan rakyatnya dalam kesusahan," tegasnya. (*/Fs)