Langgam.id - Polemik driver ojek online (Ojol) yang membawa paksa jenazah Khalif Putra, bayi berusia enam bulan dari kamar mayat RSUP M Djamil Padang berakhir damai. Para driver Ojol di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) akhirnya mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada pihak rumah sakit.
Permintaan maaf driver ojek online ini disampaikan setelah berlangsungnya pertemuan antara pimpinan RSUP M Djamil Padang bersama pimpinan regional Gojek Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (20/11/2019).
Dari mediasi itu, telah dijelaskan semua kronologis dan mekanisme dalam pengurusan pemulangan jenazah pasien. Pihak rumah sakit menegaskan tidak ada upaya penahanan jenazah.
Ketua Korlap Driver Ojol Kecamatan Padang Selatan, Alfiandri, mengakui tindakan membawa paksa jenazah dari kamar mayat adalah perbuatan salah. Namun hal itu dilakukan murni sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama rekan seprofesi.
"Jadi kami semua driver Ojol di Sumbar meminta maaf atas kejadian kemarin. Ini miss komunikasi aja. Sebagai orang awam, kami pun tidak tau standar operasional prosedur (pemulangan jenazah)," ujar Alfiandri usai pertemuan.
Ia menjelaskan, jenazah bayi yang dibawa rombongan driver Ojol mengunakan sepeda motor merupakan anak dari seorang driver juga. Tindakan paksa yang dilakukan itu, karena terbawa emosi sebab jenazah telah lama di kamar mayat.
"Tapi mau gimana, terpancing emosi dan rasa solidaritas makanya tindakan itu dilakukan tanpa disuruh. Tindakan yang dilakukan hanya spontanitas para driver," katanya.
Ketika keributan di rumah sakit itu terjadi, cukup banyak driver Ojol yang berkumpul. Setidaknya ada 63 komunitas dari berbagai daerah ikut berpartisipasi dan peduli. Ia menegaskan kembali, tindakan membawa paksa jenazah murni solidaritas.
"Sekarang imbas atas kejadian ini kedua belah pihak, khususnya pihak rumah sakit mendapat stigma buruk," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama RSUP M Djamil Padang, Yusirwan Yusuf, mengakui insiden tersebut merugikan pihak rumah sakit. Sebab opini yang berkembang kepada masyarakat luas seakan-akan yang salah adalah pihak rumah sakit. Padahal, semua telah dijalankan sesuai standar operasional prosedur.
"Jujur saya lelah sekali, tidak bisa tidur semalam. Tidak bisa tidur bukan karena kami salah, tapi opini yang berkembang di tengah masyarakat," katanya.
Yusirwan menegaskan pihaknya menerima permintaan maaf dari para driver ojek online nantinya dengan lampiran surat tertulis agar kasus ini sudah selesai. Surat itu, sesuai permintaan dirjen Kementerian kesehatan terhadap gojek.
"Ini instruksi kementerian. Opini publik sudah berubah (kami dituduh salah)," pungkasnya. (Irwanda/RC)