Langgam.id - Aswendri, satu dari ratusan perantau asal Sumatra Barat (Sumbar) yang memilih pulang kampung pasca meletusnya kerusuhan di Wamena, Papua. Pria 45 tahun ini, dipulangkan oleh Pemprov Sumbar mengunakan pesawat Lion Air dan mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Minggu (6/10/2019).
Di perantauan, Aswendri hidup seorang diri. Sebab, dua tahun lalu, keluarganya telah balik ke kampung halaman. Saat kerusuhan terjadi, warga asal Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan ini sedang berjualan bahan pokok di Pasar Potikelek, Wamena.
Ia tidak menduga, tiba-tiba massa mengepung lokasi tempatnya mencari nafkah. Panik tak karuan, Aswendri pun lari dan meninggalkan kiosnya. “Lari keluar (kios) tapi terkepung di pasar. Beruntung berhasil selamat,” katanya kepada wartawan di BIM.
Aswendri mengaku kios dan isi dagangannya habis dilahap api karena dibakar massa. Ia pun pulang kampung hanya membawa pakaian di badan. Bahkan, sendal yang digunakannya pulang terdapat sisa terbakar.
“Enggak ada yang tersisa, habis. Hanya sebatang badan ini. Sendal aja terbakar,” ceritanya.
Saat kerusuhan, lanjut Aswendri, massa menyerang begitu banyak dan menyebar. Bahkan, massa berkamuflase sebagai anak Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebab awalnya, kerusuhan ini berawal dari aksi tawuran antar anak sekolah.
"Massa pura-pura jadi anak SMA. Jadi tawuran sama SMA dulu. Guru SMA ditahan, dipanggil aparat keamanan, dia (massa) lari. Mereka menyebar, separuh ke pasar woma dan separuh lagi ke pasar baru,” katanya.
Aswendri sendiri sudah bermukim di Wamena sejak tujuh tahun silam. Setelah insiden ini, ia mengaku trauma dan memilih untuk menetapkan di kampung halaman untuk sementara waktu.
"Rencana biar di sini saja dulu, di kampung bayang. Tenangkan pikiran dulu," pungkasnya.
Sebelumnya, puluhan perantau Minang di Wamena, Papua mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Minggu, (6/10/2019). Kedatangan pengungsi ini dipulangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Barat (Sumbar) ke Ranah Minang.
Para perantau berjumlah 70 orang ini menggunakan pesawat Lion Air dalam empat gelombang kedatangan. Gelombang pertama berjumlah 21 orang dan datang sekitar pukul 13.40 WIB. Kemudian gelombang kedua pukul 14.55 WIB dengan jumlah 10 orang perantau.
Kemudian, gelombang ketiga pukul 17.10 WIB berjumlah 28 orang dan gelombang terakhir berjumlah 11 orang pukul 19.45 WIB. Kedatangan perantau ini juga disambut langsung Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Nasrul Abit. (Irwanda/RC)