Langgam.id - Lebih dari 100 orang yang terdiri dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumatra Barat (SB) bersama Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) melakukan aksi demonstrasi di Kantor Gubernur Sumbar Rabu (15/6/2022) sore.
Massa yang menggelar aksi sampai di kawasan luar Kantor Gubernur Sumbar sekitar pukul 14.20 WIB. Orator aksi kemudian menyampaikan sejumlah tuntutan.
Dalam aksinya, peserta aksi menyampaikan penolakan terhadap revisi UU No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan peraturan pemerintah (P3) dan menolak UU Cipta Kerja.
Koordinator pusat BEM SB, Irwandi mengatakan Omnibus Law atau UU Cipta Kerja telah membuat resah kaum buruh serta buruh honorer. Dia mengaku dalam aksinya mendatangkan sekitar 300 orang.
Pihaknya menolak UU Cipta Kerja. Banyak masalah yang terjadi seperti pada bagian THR dan juga jangka waktu kontrak kerja, yang tidak ada jaminannya.
"Salah satu itikad pemerintah ialah tetap menjebloskan Omnibus Law. Omnibus Law ini sudah cacat formil berdasarkan keputusan MK," katanya.
Menurut dia, pemerintah bukan memperbaiki undang-undang nya, namun malah merubah dasarnya. Dasar peraturan pembentukan peraturan undang-undang ini diubah, sedangkan UU-nya cacat secara formil.
Irwandi mewakili peserta aksi menyatakan akan kembali melakukan demonstrasi hingga ditemui langsung oleh Gubernur Sumbar. Dia mengaku kecewa karena tidak ditemui Gubernur Sumbar Mahyeldi karena tidak menemui peserta aksi.
"Setiap kali aksi kami tidak pernah ditemui Gubernur, kalau tidak ada konfirmasi dari Gubernur dalam waktu satu minggu, kami bersedia membawa masa lebih banyak," katanya.
Sementara itu, Kasat Intelkam Polresta Padang, Kompol Ridwan mengatakan, aksi demonstrasi yang dikawal pihaknya berjalan tertib, meskipun di bawah guyuran hujan.
"Ada tuntunan dari massa untuk bertemu dengan Gubernur dan Wakil Gubernur, namun akhirnya diwakili oleh Disnaker Sumbar," kata dia.
Setelah ditemui pihak Disnaker Sumbar, sekira pukul 16.40 WIB, massa aksi kemudian membubarkan diri. Dalam aksinya peserta diguyur hujan yang melanda Kota Padang.
Sebagian peserta menggunakan payung. Peserta kemudian mulai membubarkan diri sekitar pukul 17.00 WIB.
--