Kita lanjutkan tradisi selama ini. Bermuwajjahah, tatap muka dengan keramahan.
Sebanyak 391 orang pengikut jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten Dharmasraya telah bersumpah setia kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang 1945.
Sumpah setia dan pencabutan baiat pengikut NII tersebut berlangsung di auditorium kantor Bupati Dharmasraya, Rabu (27/4/2022). (suara.com, 27/4/22).
Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, Irjen Pol Marthinus Hukom menilai momentum cabut baiat ratusan anggota NII sebagai kesadaran bersama-sama untuk bangkit menjaga keutuhan NKRI.
Menurutnya diantara masyarakat yang hadir sebagian besar hanyalah menjadi korban dari ketidak-tahuan serta ketidak-pahaman dari mereka yang memiliki kepentingan untuk memperoleh keuntungan dari pergerakan tersebut.
Ia mengatakan Densus tidak ingin mengedepankan sikap represif dalam penanganan teror, namun berkomitmen melakukan pendekatan duduk bersama masyarakat yang terindikasi melakukan penyimpangan dan memahami sesuatu yang salah.
"Perlu disampaikan kehadiran Densus adalah bagian dari anak bangsa yang ingin merangkul dengan penuh cinta dan kasih. Bagi kami ini lebih penting dari penangkapan dan penegakan hukum," katanya. (Antara, 28/4/2022)
Baiat dan pernyataan di atas, tentu dapat kita maknakan sebagai hadiah lebaran dari mereka yang sadar kepada Densus dan kita semua. Terutama kepada hati yang gundah. Istimewa kepada yang merasa dan memikirkan stigmanisasi (atau kenyataan ?) Sumbar yang berkepanjangan akhir-akhir ini.
Boleh jadi juga nafas lapang bagi yang ketakutan. Bila memang kecambah teroris tidak dipangkas sedini mungkin akan ada masalah besar di belakang hari.
Oleh karena itu, Densus harus diapresiasi. Telah menelusuri dan melakukan prevensi yang proporsional. Maka apa yang dilakukan berbagai pihak setelah pengumuman 1125 terdampak rencana teror oleh apa yang dinamakan NII, bolehlah sedikit lega.
Seperti Gubernur yang mengeluarkan himbauan sebelum ini untuk waspada dan memberikan rambu-rambunya. Soalnya sekarang bagaimana yang di luar 391 orang di atas?. Maka perkiraan dan asumsi adalah sebagai berikut.
Pertama, usaha pereventif (pencegahan) dan kuratif (pertobatan) terus diikhtiarkan secara massif. Untuk yang 800 orang lagi lebih kurang, diumumkan atau tidak, harus diupayakan seperti agenda di Dharmasraya tadi. Tentu mereka sudah banyak yang menjauh dari wilayah ini.
Namun diyakini, Densus mencium bau ke mana mereka bermigrasi. Dengan kekuatan intelijien, tekologi cangkih, IT mapan, bukan sesuatu yang sulit.
Kedua. Masyarakat luas dan kita yang merasa tidak nyaman dengan berbagai informasi miring tentang Minangkabau dan Sumbar, mari berarif-bijaksana.
Sepanas-panasnya kuping dan kepala, tetaplah berhati sejuk sambil melaksanakan peran masing-masing sesuai status dan fungsi untuk perbaikan keadaan.
Bisa jadi banyak hal yang menjadi buah pikiran. Tidak aktualnya secara memadai aplikasi norma agama, adat dan budaya ideal di masyarakat, tidaklah cukup dengan rasa kebakaran jenggot.
Silaturrahim yang produktif waktu Lebaran ini amatlah setrategis. Bukan hanya dengan hampir 2 juta perantau mudik pulang kampung. Akan tetapi sesama kita yang menetap di ranah ini, harus menyatu.
Kita lanjutkan tradisi selama ini. Ber-muwajjahah, tatap muka dengan keramahan. Mulai dari keluarga batih, inti (nucleus) ke keluarga besar (extended), ke jorong dan kenegarian, lalu tingkatan keatasnya.
Perhatian daerah terhadap perantau sangatlah besar. Bahkan ada yang memfasilitasi mahasiswa pulang kampung. Itu adalah gerbang hati yang utama. Tidak cukup sampai di situ. Pintu berikut dibuka lagi. Maka duduak-barapak dan saling “menjujai”, mungkin akan lebih produktif lagi.
Baca juga: Merajut Kebersamaan
Bukan hanya sekadar parsel, THR dan bentuk materi lainnya. Silaturrahim yang produktif seperti sketsa di atas, agaknya termasuk hadiah Lebaran tiada tara nilainya.
Maka halal bi halal dan silaturrahim Syawal 1443 H menjadi lebih essensial tahun ini dibandingkan 2 tahun sebelumnya yang kosong dan hampa.
Kita tinggalkan wabah-musibah Covid-19 dengan kewaspadaan tinggi. Tetap praktikkan ptotokol kesehatan .
Mari tingkatkan amal pasca-Ramadhan mengikuti QS Albaqarah, 2: 183 setelah berlabel muttaqun (orang yang bertaqwa). Allahu a’lam.
_
Shofwan Karim
Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Barat