Langgam.id - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumatra Barat (Sumbar) menggelar unjuk rasa di depan kantor Mapolda Sumbar, Jumat (27/9/2019). Massa memulai aksi sejak pukul 16.00 WIB yang diawali dengan melakukan salat gaib.
Aksi IMM Sumbar ini merupakan bentuk solidaritas atas meninggalnya dua aktivis IMM yakni; Immawan Randi dan Yusuf Kardawi yang tertembak peluru tajam saat berunjuk rasa di kantor DPRD Sulawesi Tenggara.
Mahasiswa meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengusut tuntas kasus ini. “Rekan kami di Sulawesi Tenggara meninggal dunia. Ini bentuk prihatin kami bersama sebagai kader IMM. Hukum seberat-beratnya aksi pelaku. Kami ke sini dengan aksi damai," ujar koordinator aksi, Hamzah Jamaris.
Mahasiswa meminta ditemui Kapolda Sumbar agar aspirasi mereka dapat diteruskan ke Mabes Polri. Hampir satu jam mahasiswa menggelar aksi, akhirnya mereka dihampiri langsung Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal.
Jenderal bintang dua ini sebelumnya meminta maaf kepada mahasiswa karena telah menunggu lama. Sebab, kata Kapolda, dirinya baru selesai video konfrens bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
“Mohon maaf adek-adek karena saya tadi vidco dengan Pak Kapolri membicarakan masalah ini. Saya selaku Kapolda Sumbar dan seluruh jajaran turut berdukacita atas meninggalnya anak kita di Kendari,” kata Fakhrizal dihadapan mahasiswa.
Fakhrizal memastikan, aspirasi mahasiswa akan disampaikan ke Mabes Polri. Ia juga menegaskan, bahwa Polri telah membentuk tim atas insiden yang terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara itu.
“Saya sampaikan, bahwa Pak Kapolri juga sudah memerintahkan tim turun ke sana untuk menyelidiki dari mana asal tembakan. Kalau memang nanti ada oknum Polri salah mengunakan senjata akan diambil tindakan tegas. Tapi diselidiki apakah betul dari petugas Polri,” katanya.
Setelah menyambangi mahasiswa, Kapolda Sumbar juga menandatangani isi tuntutan mahasiswa agar kasus ini dapat diselesaikan dengan tuntas. Kapolda juga memerintahkan anggotanya untuk mengantarkan mahasiswa dengan mengunakan mobil dalmas ke titik kumpul mahasiswa. (Irwanda/RC)