Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Produksi kopi dari Sumbar diekspor ke Amerika hingga negara di benua Eropa.
Langgam.id - Wilayah Sumatra Barat (Sumbar) merupakan salah satu daerah penghasil biji kopi yang ada di Indonesia. Produksi dari Sumbar bahkan sebagian diantaranya juga diekspor ke Amerika hingga negara di benua Eropa.
Ketua Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Sumbar Fajarudin mengatakan luas wilayah perkebunan kopi di Sumbar mencapai sekitar 27 ribu hektare. Ia mengklaim produksi kopi di Sumbar mencapai 17 ribu ton per tahunnya.
"Sebanyak 20 persen diantaranya adalah kopi arabika yang tumbuh di dataran tinggi. Sementara 80 persen lainnya merupakan kopi robusta," katanya di Padang, Rabu (23/3/2022).
Sementara untuk harga menurutnya sangat bervariasi berkisar sekitar Rp40 ribuan per kilogramnya.
Bahkan untuk jenis kopi arabika sudah ada jenis spesial yang harganya mencapai Rp80 ribu hingga sekitar Rp120 ribu per kilogram. Sedangkan untuk jenis robusta sekitar Rp30 ribu-Rp41 ribu per kilogramnya.
Ia menambahkan, wilayah kebun kopi di Sumbar dikembangkan bibit terbaik seperti di Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Tanah Datar yaitu di Pariangan dan Salimpauang.
Kemudian, di Kabupaten Agam di sekitar Lasi dan Situjuah, dan Kabupaten Pasaman Barat di Talamau. Pengembangan memperhitungkan kesuburan tanah, ketinggian, suhu dan iklim.
Selain itu terangnya, saat ini Sumbar juga terus mengembangkan beberapa varietas jenis kopi baru. Dekopi mendorong agar itu terjadi baik di hilir mau pun di hulu. Diharapkan dengan itu produktifitas kopi di Sumbar semakin tinggi.
"Kita terus dorong pengembangan kopi yang baru diawali dengan penanaman bibit unggul, premium atau yang spesial itu dari arabika diawali dengan jenis yang baik," katanya.
Produksi kopi di Sumbar ini menurutnya sebanyak sekitar 80 persen dijual di dalam negeri seperti di Sumbar sendiri dan daerah lain terutama di Jakarta.
Kemudian sebanyak 20 persennya diekspor keluar negeri ke berbagai negara seperti Amerika, Australia, dan negara Eropa seperti Inggris dan Skotlandia.
Ia mengatakan, bahwa kalau yang jenis spesial kebalik, sebanyak 60 persennya untuk kebutuhan luar negeri dan 40 persennya di dalam negeri.
Mereka di luar negeri sebutnya, bahkan minta langsung seperti ingin Solok Radjo, ingin kopi Situjuah, karena mereka sudah tahu itu. Mereka sudah tahu terutama di era media sosial sekarang.
"Itu seperti kami lihat di kota Seatle Amerika mereka sudah tahu, mereka minta Solok Radjo 4 ton misalnya di kontainer, minta Situjuah sekian ton, dari Salimpaung sekian ton, atau mereka minta kopi Lasi," katanya.
Baca juga: Puncak Peringatan Hari Kopi Nasional Tahun 2022 Digelar di Sumbar
Ia menambahkan, bahwa kedepan kehadiran Dekopi akan terus mengembangkan kopi di Sumbar. Hal ini tentu juga bakal berdampak terhadap peningkatan perekonomian di Sumbar. Pengembangan kopi tentu juga didukung oleh pemerintah.
—