Berita Padang - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Walhi Sumbar menilai turunnya kera ke permukiman warga merupakan indikasi yang menandai rusaknya kawasan hutan.
Langgam.id - Direktur Wahan Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar Wengki Purwanto menilai turunya kawanan kera liar ke permukiman warga di Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, disebabkan karena menipisnya ketersediaan makanan di kawasan hutan.
"Secara teorinya begitu, tidak mungkin kera liar ini turun ke permukiman, kalau kawasan hutan masih menyediakan sumber makanan yang cukup," katanya kepada langgam.id, Selasa (16/3/2022).
Ia mengatakan, hutan yang berada di Indarung hingga ke Taman Hutan Raya Bung Hatta, merupakan kawasan margasatwa.
"Lebih dari 60 persen kawasan Indarung itu merupakan hutan lindung dan suaka margasatwa," ujar Wengki.
"Bagaimana kondisi di sana, itu merupakan tupoksi dari BKSDA dan Dinas Kehutanan," tambahnya.
Namun demikian, Wengki menilai, turunnya kera ke permukiman warga merupakan indikasi yang menandai rusaknya kawasan hutan.
"Seperti yang dikatakan warga, faktor hilangnya sumber makanan mengakibatkan kera ini turun ke permukiman. Kenapa kera ini turun? Salah satu faktor penyebabnya karena adanya alih fungsi hutan," kata Wengki.
Faktor lainnya, kata Wengki, juga disebabkan aktivitas manusia yang kerap memberi makanan kera di sepanjang jalan menuju Sitinjau Lauik. "Sehingga ini menjadi kebiasaan bagi satwa liar seperti kera," bebernya.
Wengki melanjutkan, saat ini Walhi belum bisa memastikan, apakah benar terjadi alih fungsi hutan di kawasan Indarung tersebut.
Wengki mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima Walhi Sumbar pada 2018 silam, warga menemukan adanya aktivitas penebangan kayu di kawasan hutan.
Baca juga: Warga Indarung Padang Resah, Kawanan Kera Liar Masuk ke Permukiman
"Waktu itu ada potongan-potogan kayu yang ditemukan di sepanjang jalan di situ. Tapi di tahun 2022 ini belum ada laporan adanya alih fungsi hutan, ini yang harus dipastikan di lapangan," katanya.
—