Berita Tanah Datar - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Kini, di Tanah Datar sudah ada batik dari ampas kopi, karya putra asli daerah.
Langgam.id - Ampas kopi tak perlu dibuang lagi. Kini, di Tanah Datar ada inovasi baru dengan memanfaatkan apmas kopi sebagai bahan membatik.
Sekitar tahun 1980-an, memang sudah ada inovasi memanfaatkan ampas kopi untuk membatik, namun bukan pada kain, tapi pada sebatang rokok yang disebut dengan Cethe.
Cethe terkenal di kalangan petani di Kabupaten Tulungagung. Namun, kini ampas kopi sudah bisa dimanfaatkan sebagai bahan membatik, hadir di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat (Sumbar).
Inovasi itu lahir dari tangan seornag putra daerah Tanah Datar, Prof. Azril Azhari. Bahkan, Azril telah memperkenalkan inovasinya itu ke Bupati Tanah Datar, Eka Putra.
"Ampas kopi kita manfaatkan untuk membuat Batik, dengan demikian, tidak ada yang terbuang ketika kita menikmati secangkir kopi," ujar Azril saat bertamu ke kediaman Eka Putra di Tapi Selo, Tanah Datar, Sabtu (29/1/2022).
Bahkan, kata Azril, produksi batik dengan ampas kopi bisa dalam jumlah banyak, dan ia juga mengaku telah menjalin kerjasama dengan sejumlah warung kopi di Tanah Datar.
"Kita ambil ampas kopi di kedai kopi, dikumpulkan mengunakan kantong, sewaktu-waktu kita jemput," ungkap Azril.
Membatik dengan ampas kopi, kata Azril, hasilnya sangat unik, aroma kopi pada kain juga begitu kuat.
"Untuk keawetan warna dan aroma, kita lakukan berbagai percobaan, saat ini uji coba masih berjalan, yang telah kita lakukan, pencucian sebanyak 25 kali dengan berbagai teknik pencucian," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Tanah Datar, Eka Putra mengapresiasi langkah dan inovasi yang dilakuakn Azril.
Eka juga meminta agar para perantau juga turut mengikuti langkah Azril untuk membangun kampung halaman.
"Ini patut kita apresiasi, karena akan berdampak terhadap kemajuan Luhak Nan Tuo," ujar Eka.
Baca juga: Warga Pekanbaru Nikmati Hasil Pertanian Tanah Datar dengan Harga Murah via Dapur Corner
Bahkan, Eka mengaku akan menindaklnjuti inovasi batik dari ampas kopi tersebut. "Tapi, ini perlu konsep, dan akan kita matangkan dulu," kata Eka.
—