Langgam.id - Dalam rangka menyukseskan Visit Sumatra Barat (Sumbar) Year 2023, pemerintah provinsi menyiapkan wisata berbasis tradisi Minangkabau. Wakil Gubernur Audy Joinaldy mengatakan, pemasaran paket wisata tradisi ini berbasis teknologi digital.
Salah satu yang disiapkan adalah Desa Wisata Kubu Gadang yang berlokasi di Padang Panjang. Desa wisata ini telah dirintis sejak tahun 2014 dengan mengangkat kearifan lokal, tradisi dan budaya sebagai konsep daya tarik wisata. Desa ini dikelola oleh kelompok sadar wisata.
Meski baru efektif berjalan di penghujung 2015 silam, objek wisata ini telah menjadi salah satu tujuan kunjungan wisatawan domestik dan manca negara. Hal ini karena spesifikasi dan keunggulan objek wisata berupa tradisonal kuliner, atraksi seni budaya dan tradisi adat Minangkabau.
Di Kubu Gadang, wisatawan disuguhi berbagai paket wisata pengalaman dan tradisi menarik, seperti mencoba bertani, memerah susu sapi, hingga membatik di pondok-pondok di antara hamparan sawah. Selain itu, desa ini juga secara rutin menghadirkan iven-iven seru yang bervariasi dua sampai tiga kali setahun.
Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengunjungi desa ini, dalam rangka peninjauan potensi wisata guna persiapan tahun kunjungan Sumbar 2023 pada Kamis (13/1/22). Ia mengatakan, Kubu Gadang merupakan salah satu desa wisata yang paling alami dari segi pengelolaan. Apresiasi ini diberikan Audy melihat kreativitas anak-anak muda penggerak Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dalam menghadirkan kegiatan, serta menggali potensi wisata tradisi Minangkabau.
Meski demikian, Audy berpesan agar Pokdarwis Kubu Gadang juga mulai mengembangkan potensi-potensi content creator lokal, mengingat efektivitas pemasaran pariwisata melalui media digital.
"Zaman sekarang content creator adalah salah satu ujung tombak. Kubu Gadang sudah cantik, tinggal bagaimana mengemas dengan baik. Di sini peran content creator sangat penting," kata Audy, sebagaimana dirilis Diskominfotik Pemprov Sumbar.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Desa wisata yang menyuguhkan wisata minat khusus, umumnya memiliki tingkat repeat order yang rendah. Menurutnya hal ini harus disiasati dengan kepiawaian mengemas destinasi, terutama bagi pasar digital sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Dengan demikian, meskipun wisatawan tidak kembali berkunjung, kuantitas kunjungan wisata tetap terus meningkat. Di sinilah PR pemerintah daerah bersama Pokdarwis, untuk memperhatikan hal-hal kecil yang berdampak besar bagi pertumbuhan dan pengembangan desa wisata. Sehingga ke depan desa-desa wisata dapat terus memberikan pendapatan bagi masyarakat setempat.
"Kita ingin setiap langkah wisatawan menjadi income bagi masyarakat setempat. Dimulai dengan memperhatikan hal-hal kecil saja, seperti kebersihan dan content media sosial yang menarik, nantinya akan berdampak besar," jelasnya.
Menurut Audy, dengan begitu, meski desa-desa dikomersilkan sebagai destinasi wisata, keberlanjutan dan kelestarian lingkungan tetap terjaga. Di samping itu, melalui langkah ini juga akan menjadi sumbangan sektor pariwisata dalam mewujudkan ketahanan nasional. (*/SS)