Langgam.id - Capaian rasio elektrifikasi Indonesia sebesar 99,40 persen di triwulan III tahun 2021 dibarengi dengan pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup menjanjikan.
Pemerintah mengklaim terus fokus dalam menggenjot pemerataan akses listrik yang ramah lingkungan ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
“Pada triwulan ketiga tahun ini, rasio elektrifikasi telah naik 0,3 persen menjadi 99,40 persen. Kami targetkan seluruh wilayah dan rumah tangga di Indonesia akan terlistriki 100 persen pada tahun depan,” ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi, dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Senin (22/11/2021).
Data Kementerian ESDM menunjukkan hanya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang angka rasio elektrifikasinya di bawah 90 persen. Bahkan Provinsi Bali sudah memiliki rasio elektrifikasi 100 persen.
“Percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan akan jadi salah satu prioritas kami sejalan dengan peningkatan mutu pelayanan,” ujar Agung.
Guna menggenjot infrastruktur kelistrikan, pemerintah menargetkan adanya penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik EBT mencapai 20.923 megawatt hingga 2030 nanti. Salah satu capaian positif adalah adanya peningkatan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi bersih tersebut. “Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 1.469 megawatt dengan kenaikan rata-rata sebesar empat persen per tahunnya,” ujarnya.
Agung menyoroti tambahan kapasitas pembangkit listrik EBT pada periode Januari hingga September 2021 sebesar 386 megawatt. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan pembangkit EBT melalui surya maupun air.
“Makanya kami tengah fokus mendorong pemanfaatan PLTs, salah satunya melalui PLTs Atap,” tegasnya.
Secara rinci, tambahan 386 megawatt ini berasal dari PLT Air Poso Peaker 2nd Expansion sebesar 130 megawatt, 12 unit PLT Mikrohidro 71,26 megawatt, 2 unit PLT Panas Bumi 55 megawatt, PLT Bioenergi 19,5 MW, dan PLT Surya Atap 17,88 MW.
Melalui grafik pertumbuhan ini, pemerintah pun tetap optimis bisa mencapai target bauran EBT sebesar 23 persen di tahun 2025. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah meningkatkan porsi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2021-2030 yang lebih hijau, yaitu 51,6 persen.