Langgam.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang prihatin dengan perilaku oknum dosen yang menyimpang dan kedapatan menjadi seorang Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
“Kita prihatin. Krisis moral, apalagi seorang dosen, yang seharusnya sebagai guru. Bagaimana nanti dosen sudah bejat, gimana muridnya nanti,” kata Ketua MUI Kota Padang Duski Samad menanggapi kasus oknum dosen gay di Padang kepada langgam.id, Rabu (4/9/2019).
Ia mengatakan, tindakan dosen dan mahasiswa yang suka sesama sejenis ini merupakan perilaku buruk yang berasal dari cara berfikir dan gaya hidup tidak sehat. Tentunya, ini ancaman bahaya bagi generasi.
“Kami majelis ulama lembaga yang membimbing moral masyarakat sangat mengecam. Kita rasa ini hanya bentu krisis moral yang harus diwaspadai dan sehatkan bersama. Makanya semua kelompok, instansi, komunitas memberikan perhatian agar hak ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Duski Samad berharap, semua perguruan tinggi swasta maupun negeri dapat menegakkan moral di lingkungan kampus baik untuk dosen maupun mahasiswa.
Sebelumnya, dosen berinisial Z (55) digrebek warga di kawasan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sabtu (31/8) kemarin. Ia kedapatan bersama pasangan sejenisnya yang merupakan mahasiswa berinisial DF (23).
Diketahui, Z merupakan dosen Fakultas Keguguran Ilmu dan Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat (UMSB). Sementara DF, merupakan mahasiswa di perguruan tinggi swasta di Kota Padang.
Rektor UMSB Riki Saputra membenarkan Z merupakan dosen di perguruanya. Yang bersangkutan diketahui telah mengajar sejak tahun 2010 silam. Pihaknya juga telah mengambil tindakan tegas dengan melakukan pemecatan terhadap Z.
"Pimpinan bersama BPH atau yayasan sengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar telah rapat. Maka memutuskan karena ini sudah melanggar aturan dan nilai agama diberhentikan untuk tidak bergabung lagi," kata Riki.
Riki mengatakan langkah pemberhentian terhadap Z merupakan bentuk kepedulian dan ketegasan pihak kampus. Apalagi, katanya, selama ini UMSB selalu mengkampayekan kampus bersih, islami dan anti LGBT.
"Ketika ada persoalan-persoalan yang mencuat dan cepat menyebar serta ada bukti fisiknya maka harus ada sikap. Itu sesuai aturan yang berlaku. (Z) sudah kami berhentikan," pungkasnya. (Irwanda/RC)