Langgam.id - Padang terus bersolek menata kawasan kota. Sebab, selain pusat ibu kota Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Padang memiliki ‘segudang’ kawasan objek wisata yang memang diburu pengunjung. Paling mencolok tentu saja pesona pantai.
Sore itu, Sabtu (31/8/2019), sepoi angin di pantai Padang mengantar kenyamanan menjelang matahari terbenam. Ombak beriak kecil seakan menari menyambut malam. Sesekali, teriakan bocah lepas girang mengejar hempasan ombak.
Sementara, ratusan pengunjung lain tampak menikmati pemandangan pantai, sembari berjalan di trotoar. Ada pula yang duduk sambil bercengkrama dengan buah hati dan orang-orang yang dicintainya. Begitulah. Pendestrian Pantai Padang betul-betul kian dinikmati pengunjung.
Pesona pantai kian lengkap. Kedai-kedai yang dulu memagar pandangan, kini tertata rapi. Seperti Lapau Panjang Cimpago yang dulunya kerap disebut-sebut ‘menodai’ keindahan pantai, kini tertata rapi.
Berkah dari banjirnya kunjungan ke pantai Padang tentu berdampak pada pergerakan ekonomi masyarakat sekitar. Terutama, para pedagang yang saban hari berjualan di sepanjang pantai Padang. Seperti pedagang karupuk kuah, pensi hingga langkitang cucuik dan pedagang makanan ringan lainnya.
Jasa penyewaan wahana permainan anak juga ketiban rezeki dari ramainya kunjungan pantai Padang. “Mau pilih mobil yang mana adek? Yang warna merah, kuning atau hitam? Pilihlah, ayo naik, yang ini mobilnya baru" sahut Yanti Risma, seorang penyewa wahana permainan mobil-mobilan menyapa pengunjung yang terus berdatangan sore itu.
Yanti merupakan satu dari belasan pedagang yang menyewakan wahana permainan mobil-mobilan di sepanjang jalur pedestrian Pantai Padang. Wahana permainan ini, katanya, menjadi favorit di Pantai Padang. Setiap hari, para pedagang dan penyewa jasa ini pun berjejer menanti rezeki jelang tenggelamnya matahari.
Dari pantauan langgam.id, para pengunjung yang datang dengan buah hatinya memang kerap menyewa permainan ini. Beragam model mobil-mobilan, sepeda motor mini itu pun bersilewaran di sepanjang jalur pedestrian Pantai Padang.
Anak-anak kegirangan, bak seorang pembalap sungguhan. Para orang tua pun sumringah melihat tingkah laku sang buah hati tersayang. Sesekali, mereka mengabadikan momen kebersamaan dengan berswafo berlatar Pantai Padang.
Yanti tampak sumringah sore itu. Maklum, silih berganti wahana permainan mobil-mobilan miliknya laku disewa pelanggan. “Lumayan untuk hari ini (pelanggan),” ujarnya.
Perempuan 37 tahun ini mengaku telah menyediakan wahana mobil-mobilan sejak jalur pedestrian Pantai Padang selesai dikerjakan beberapa tahun lalu. Tahap pertama, pedestrian itu mulai dari sisi utara pantai Padang hingga sampai di Monumen IORA (Indian Ocean Rim Association).
Ia sendiri mengaku sebagai warga asli yang tinggal di pinggiran Pantai Padang. Menurutnya, mayoritas pedagang di kawasan Pantai Padang adalah pribumi. “Sejak Pantai Padang kian rapi dan indah, ekonomi masyarakat sekitar meningkat. Alhamdulillah ya,” katanya.
Bagi pengunjung lokal atau wisatawan dari luar daerah yang berkunjung ke Pantai Padang, wahana mobil-mobilan ini dapat dinikmati dengan hanya merogoh kocek Rp25 ribuan. Untuk durasi sekitar setengah jam.
Wahana ini bisa dimainkan di sepanjang trotoar jalur pedestrian dan tentunya sembari menikmati indahnya Pantai Padang. Jika buah hati masih balita, jangan takut, wahana mobil-mobilan ini juga bisa dikendalikan dengan remote kontrol.
Yanti mengatakan dirinya biasa memulai buka lapaknya dan menyewakan wahana permainan mobil-mobilan miliknya sejak pukul 15.00 WIB hingga 22.00 WIB. Biasanya, dalam kurung waktu itu, pengunjung yang mengunakan wahana permainan mobil-mobilan bisa mencapai lima orang.
"Ya tergantung, banyak alhamdulillah, namanya rezeki. Ya berlapang dada aja. Apalagi, penyewa wahana ini di sepanjang pantai sangat banyak juga kan,” cetusnya.
Selagi langit cerah berawan, Pantai Padang tak akan bebas dari kunjungan wisatawan. Di saat itu pula rezeki para pedagang terbuka lebar. Namun jika langit kelam, terlebih disertai hujan, maka tidak satupun pedagang menjajakan dagangannya di jalur pedestrian.
“Kalau hujan ya mau gimana lagi. Engga mungkin bisa buka lapak. Ya terima dengan ikhlas aja," sambung Anton yang juga penyewakan wahana yang persis berada di sebelah lapak Yanti.
Senja mulai hilang dan matahari kian terbenam. Ornamen lampu di sepanjang Lapau Panjang Cimpago kian terang menghiasi indahnya kegelapan. Yanti dan kawan-kawan tetap bertahan menunggu rezeki. Pengunjung pun masih silih berganti, berdatangan di kawasan Pantai Padang.
Pedestrian Pantai Padang Diperpanjang
Sampai saat ini, Pemko Padang mengakui terus melakukan pembenahan dan melanjutkan pembangunan pedestrian di Pantai Padang. Pengerjaan trotoar itu dilanjutkan di tahun ini dari monumen IORA hingga sampai ke kios-kios pedagang ikan.
Ihwal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang, Arfian. Menurutnya, proses pengerjaan telah dilakukan dan ditargetkan rampung akhir tahun 2019.
"Pengerjaan pedestrian ini dilakukan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPRKPP). Panjangnya saya kurang tahu juga, tapi target penyelesaian tahun ini dengan mengunakan APBD 2019," ujar Arfian dihubungi langgam.id.
Ia mengungkapkan, dengan diperpanjang pedestrian itu akan membuat kawasan Pantai Padang kian indah. Tentunya, akan menambah daya tarik pengunjung dan wisatawan yang akan menikmati Pantai Padang merasa semakin nyaman.
"Setelah rampung tahap ini, kemudian akan dilanjutkan kembali tahun depan. Pengerjaan pedestrian model trotoar ini tahun depan akan sampai ke simpang Olo Ladang," pungkasnya. (Irwanda/RC)