Seorang wanita di Kolombia berhasil selamat dari penculikan pembunuh berantai yang dialaminya saat berusia 15 tahun.
Langgam.id - Seorang wanita asal Kolombia berhasil selamat dari penculikan yang dilakukan seorang pembunuh berantai. Perempuan itu berhasil kabur setelah merencanakan pelarian yang dramatis.
Melansir dari Mirror pada Sabtu (24/72021), perempuan itu diketahui bernama Kara Robinson Chamberlain. Dia berhasil selamat setelah diculik oleh Richard Evonitz usai ditodong dengan senjata.
Kara pun dibawa Evonitz ke rumahnya saat sang istri berada di Walt Disney World. Kejadian mengerikan itu terjadi 19 tahun lalu saat Kara berusia 15 tahun.
Saat itu Kara mendapati orang asing menodongkan pistol ke lehernya. Kara sendiri awalnya tidak mengetahui bahwa pria yang menculiknya merupakan pembunuh berantai dan pemerkosa yang telah membunuh tiga gadis.
Baca juga: Viral Penampakan Bigfoot Tertangkap Kamera Seberangi Sungai
Namun, Kara tahu satu-satunya cara untuk tetap hidup adalah dengan mematuhi semua perintah penculik itu. Meski begitu, dia tetap merencanakan untuk bisa kabur dari tempat penyekapannya.
Setelah 19 tahun kemudian, Kara akhirnya bernai menceritakan kisah mengerikan yang pernah dialaminya. Kara mengaku saat itu dia dibelenggu di tempat tidur selama 18 jam oleh predator anak itu.
"Hampir begitu saya merasakan pistol menyentuh sisi leher saya, itu adalah, 'Oke, pergi bersamanya, lakukan apa yang dia katakan dan bersikaplah menyenangkan. mungkin',” ujar Kara, ibu dua anak itu.
"Biarkan dia berpikir anda tidak akan melawan, sehingga ketika anda melakukannya, dia akan lengah. Itu adalah perubahan instan ke mode bertahan hidup," tambahnya.
Pengalaman yang dialami Kara itu akan diceritakan kembali dalam film dokumenter baru Escaping Captivity: The Kara Robinson Story. Film yang berdurasi dua jam itu akan ditayangkan di saluran Oxygen TV musim gugur ini.
Kejadian mengerikan yang menimpa Kara itu terjadi pada 24 Juni 2002 lalu. Saat itu Kara berencana pergi berenang bersama teman-teman SMA setelah bermalam di rumah temannya.
Masih menggunakan piyama, Karan menyiram bunga milik ibu temannya. Namun tidak lama, sebuah mobil lewat dan kembali beberapa saat kemudian lalu berhenti di jalan masuk.
Pria di belakang kemudi adalah Richard (Marc) Evonitz (3). Pria itu tengah mencari korban berikutnya setelah membunuh tiga gadis, Sofia Silva (16) dan saudara perempuan Kristin (15) serta Kati Lisk, 12 tahun sebelumnya.
Awalnya Kara sendiri merasa pengemudi itu tidak tampak menyeramkan atau menakutkan. Pria itu mendekatinya dan bertanya apakah orang tuanya ada di rumah.
Kara pun menjelaskan bahwa ibu temannya sedang tidak berada di rumah. Mengetahui hal itu Evonitz mendekat gadis itu dan mengatakan bahwa dia sedang membagikan brosur.
Baca juga: Ingin Tau Sensasi Makan di Balik Bui, Kunjungi Saja Bar Ini
"Pada saat yang sama dia menodongkan pistol ke sisi kanan leher saya dan untuk ikut dengannya atau dia akan menembak saya,” ujar Kara.
"Dia mengantar saya ke sisi pengemudi mobil, membuka pintu, menarik kursi ke depan dan menyuruh saya masuk," tambahnya.
Kara dipaksa naik ke mobil di kursi belakang siang itu. Tidak ingin hanya pasrah, Kara pun mencoba melacak belokan mobil dan bahkan menghafal nomor seri mobil itu.
"Sejak saat itu saya agak menyadari bahwa dia mungkin tidak akan membiarkan saya pergi dan terserah saya untuk keluar dan melarikan diri. Saya ingin mengumpulkan informasi sebanyak yang saya bisa untuk mencari tahu di mana saya berada dan siapa dia untuk mengidentifikasi dia nanti," jelasnya.
Tidak lama Evonitz menghentikan mobilnya di dekat seekor Pontiac Firebird hijau, di pinggir jalan. Pria itu lalu menyelundupkan Kara ke apartemennya tanpa sepengetahuan tetangga.
Evonitz mengikat dan memasukkan bola ke mulut Kara. Lalu pria itu kembali mengemudi satu menit dan membawa Kara ke flatnya.
“Saya ada di sana selama 18 jam bersamanya. Dia memberi saya obat-obatan dan melakukan pelecehan seksual beberapa kali. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan membiarkan saya pergi ketika dia 'selesai' dengan saya, tetapi saya menjadi orang yang keras kepala, saya berpikir, 'Saya tidak akan menunggu Anda'," ungkapnya.
Tidak ingin pasrah menerima nasib, Kara pun menyusun rencana untuk melarikan diri dari predator anak itu. Melalui pelarian yang sangat dramatis, Kara pun akhirnya berhasil kabur dan selamat dari penculikan itu. Kini Kara telah dapat hidup tenang bersama suami dan dua anaknya.