Juli 2019, Sate Dongkrak Inflasi di Padang

Juli 2019, Sate Dongkrak Inflasi di Padang

Kepala BPS Sumbar Sukardi (Foto: Rahmadi/langgam.id)

Langgam.id - Sepanjang Juli 2019, tingkat inflasi di kota Padang mencapai 0,89 persen. Sedangkan kota Bukittinggi mencapai inflasi 0,46 persen. Menariknya, selain cabai merah, kuliner sate pun ikut menyumbang inflasi.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat (Sumbar), mencatatkan harga sate mengalami gejolak signifikan yaitu 13,33 persen dari bulan sebelumnya.

Selain itu, kenaikan harga paling tinggi terjadi pada komoditas cabai rawit sebesar 45,38 persen, dan cabai merah 20,71 persen. Sedangka andil cabai merah terhadap inflasi di kota Padang sebesar 0,68 persen, diikuti oleh sate sebesar 0,09 persen.

Kepala BPS Sumbar Sukardi mengatakan, harga cabai merah meningkat pesat selama dua bulan   terakhir. Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya pasokan, sementara jumlah konsumsi tetap sama, bahkan cenderung meningkat.

“Banyak penyebabnya. Konsumsi cabai kita tetap, bahkan meningkat, sedangkan musim sangat berpengaruh jumlah cabai,” kata Sukardi di kantor BPS Sumbar, Kamis (1/8/2019).

Selain itu, masyarakat Sumbar tidak menyukai cabai kering. Namun, kenaikan harga cabai ini justru memberikan keuntungan bagi petani lokal.

“Saya kemarin ke Solok, di sana, petani mendapatkan harga lebih bagus. Ini yang kita harapkan juga, biarlah sekali-kali cabai mahal agar petani cabai menikmatinya,” katanya.

Selain cabai, sate daging juga turut memberikan andil besar pada inflasi bulan Juli. Menurutnya, kenaikan harga sate juga terpengaruh kenaikan harga cabai dan daging. Keduanya merupakan bahan utama pembuat sate.

"Macam-macam penyebabnya, harga dagingnya naik. Tapi kalau sudah naik biasanya tidak turun lagi, itulah keuntungan dari pedagang," katanya.

Ia menjelaskan, BPS memantau sekitar 427 komoditas setiap bulannya. Namun, hanya 10 tertinggi yang dirilis. Kali ini, sate termasuk 10 besar, bersama dengan sekolah menengah pertama yang dipengaruhi musim masuk sekolah, dan ada juga tarif gunting rambut pria. (Rahmadi/RC)

Baca Juga

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara yang berangkat dan yang datang dari Bandara Internasional Minangkabau
BPS: Jumlah Penumpang Pesawat Berangkat dan Datang dari BIM Periode Maret Turun
BPS mencatat, nilai ekspor yang berasal dari Sumatra Barat pada Maret 2024 sebesar US$170,11 juta. Hal ini terjadi kenaikan sebesar 6,70
Maret 2024, Nilai Ekspor Sumbar Naik dan Impor Turun
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat mencatat pada April 2024 Sumbar mengalami deflasi sebesar 0,30 persen secara bulanan (month to month
Sumbar Alami Deflasi 0,30 Persen pada April 2024
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumatra Barat (Sumbar) melalui pintu masuk Bandara Internasional Minangkabau pada Maret 2024
Kunjungan Turis Malaysia ke Sumbar Turun Drastis pada Maret 2024
Nilai ekspor yang berasal dari Sumatra Barat (Sumbar) pada Februari 2024 sebesar US$159,43 juta. Terjadi kenaikan sebesar 19,16 persen
Ekspor Sumatra Barat pada Februari 2024 Naik 19,16 Persen
Jumlah wisatawan mancanegara yang tercatat datang ke Sumatra Barat (Sumbar) melaluipintu masuk Bandara Internasional Minangkabau pada Februari
Jumlah Wisman ke Sumbar di Februari 2024 Naik, Turis Brunei Alami Peningkatan Tertinggi