Langgam.id - Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang bakal mewisuda 1.064 mahasiswanya pada wisuda Sabtu-Minggu (26-27/6) mendatang.
Sesuai rencana, wisuda tersebut digelar secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
Lulusan terbaik, bintang aktivis kampus sebagai perwakilan wisudawan dihadirkan pada saat itu, termasuk anggota senat dengan jumlah terbatas dengan berpedoman kepada prokes.
Pernyataan tersebut dibenarkan dan didasarkan kepada pengumuman yang dibuat oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan Hetti Waluati Triana, Ph.D, tertanggal 14 Juni 2021 dan diteruskan kepada Direktur Program Pascasarjana untuk S,2 dan S.3 serta para dekan fakultas se-lingkup UIN IB Padang.
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil rapat pimpinan dengan mempertimbangkan aspek kesehatan dan keselamatan jajaran perguruan tinggi khususnya dalam layanan mahasiswa.
Mekanisme wisuda tertuang dalam pengumuman tersebut masih dilaksanakan secara daring sama dengan angkatan ke-83, 84 termasuk untuk angkatan ke-85. Tekhnisnya, menurut Hetti Waluati Triana, link zoom wisuda akan dikirim satu hari sebelum wisuda yakni, Jumat, (25/6) kepada semua calon wisudawan.
Di kediaman masing-masing mahasiswa tersebut orang tua atau walinya harus hadir dan mengikuti prosesnya jalannya wisuda. Khusus kepada wisudawan/ti memakai dianjurkan untuk memakai toga lengkap sesuai aturan yang berlaku dalam dunia akademik.
Agar bisa berjalan baik dan khidmat wisuda ini sebut Warek Bidang Akademik & Kelembagaan, tetap dilakukan gladi resik secara daring, pada hari Jumat, (25/6) dimulai pukul 09.00. Dan link zoom untuk gladi juga akan dikirim kepada calon wisuda pada hari Kamis, (24/6).
"Kepada mahasiswa diharapkan untuk mengikuti acara tersebut. Karena dalam gladi resik ini penting dilakukan karena ada beberapa aturan yang perlu dipedomani, misalnya penggunaan pakaian bagi pria harus memakai jas, baju kemeja putih dan celana warna gelap dan tidak boleh merokok selama wisuda berlangsung. Khusus untuk wanita, memakai baju kurung, rok menyesuaikan dan jilbab/mudhawarah,’’ terangnya.
Alasan masih belum bisa dilaksanakannya proses wisuda dilakukan secara luring atau offline, karena bangsa kita saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19 yang belum habis. Makanya untuk angkatan ke-85, belum bisa dilaksanakan secara langsung layaknya yang pernah dilakukan pada masa-masa sebelumnya.
“Kita memang ingin wisuda ini secara luring. Namun karena wabah ini masih terjadi, akhirnya diputuskan untuk daring saja lagi. Hal ini disesuaikan lagi dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Mendikbud, Kementerian Agama serta Kementerian Kesehatan dan lembaga terkait lainnya.Apalagi kita tidak mengetahui asal-usul mahasiswa yang secara umum tersebar dari berbagai wilayah di Sumbar dan luar propinsi yang riwayat kita tidak mengetahui apakah mereka terpapar atau tidak oleh wabah covid 19 dan di duga berpotensi terjadinya claster,’’kata Rektor Prof. Dr. Eka Putra Wirman, MA di ruang kerjanya.
Ditambahkan Eka Putra Wirman, kalau pada masa-masa mendatang wabah virus ini sudah tidak ada lagi dan kondisi normal, kita tentunya akan melakukan proses perkuliahan dan wisuda serta kegiatan lainnya di kampus secara umum dilakukan secara luring.
"Tapi, kita harus melihat kejadian ini sebagai kuasa Allah SWT semata. Kita hanya bisa berdo’a dan patuh dengan aturan yang ada di negara ini, salah satunya adalah mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes) sebagai salah satu langkah memutus mata rantai wabah tersebut,’’ katanya.
Pada bagian lain beberapa orang calon wisudawan dan orang tua serta wali mahasiswa yang dihubungi secara terpisah tanpa mau menyebut identitasnya, mengakui bahwa proses wisuda kiranya dapat dilaksanakan secara luring. “Kami memang berharap wisuda ini langsung dengan tetap mengikuti prokes.
Ada nilai istimewanya dan kita betul-betul merasa sebagai orang yang telah tamat kuliah. Tapi, itu semua hanyalah rencana semata dari kita kalangan mahasiswa saja.
Namun, setelah adanya putusan untuk wisuda masih daring, “Ya kami hanya menerima saja keputusan itu. Yang pasti kami-kami ini sudah sarjana. Biarlah kondisi ini kami terima dengan ikhlas dan tawakal. Kita tentunya mempertimbangkan aspek kemaslahatan sebagaimana saran dan petunjuk Rektor sebagai pengambil keputusan di perguruan tinggi Islam negeri ternama di Padang ini,’’ katanya. (rls)