10 Orang Minang yang Berpengaruh di Dunia, Ada Presiden Pertama Singapura

minangkabau

Yusof bin Ishak orang Minang yang jadi presiden pertama Singapura. (foto:ist)

Langgam.id - Suku Minangkabau memiliki budaya senang merantau. Mereka menyebar di seluruh Indonesia hingga mancanegara dengan berbagai profesi dan keahlian.

Majalah Tempo dalam edisi khusus tahun 2000 mencatat bahwa 6 dari 10 tokoh penting Indonesia pada abad ke-20 merupakan orang Minang. 3 dari 4 orang pendiri Republik Indonesia adalah putra-putra Minangkabau.

Keberhasilan dan kesuksesan orang Minang banyak diraih ketika berada di perantauan. Dilansir dari situs resmi Pemprov Sumbar, berikut ini orang Minang yang paling berpengaruh di dunia.

1. Raja Bagindo (Filipina)
Raja Bagindo Ali adalah seorang ulama Minangkabau yang mendirikan Kesultanan Sulu di Filipina selatan pada akhir abad ke-14. Raja Bagindo datang ke Sulu pada tahun 1390.
Kedatangannya melanjutkan dakwah Islam yang telah dirintis oleh seorang ulama keturunan Arab, Karim ul-Makhdum. Selain ke Sulu, Raja Bagindo juga mengembara ke Brunei, Serawak, dan Sabah. Hingga akhir hayatnya Raja Bagindo telah mengislamkan masyarakat Sulu sampai ke Pulau Sibutu.

Sekitar tahun 1450, seorang Arab dari Johor yaitu Sharif ul-Hashim Syed Abu Bakr tiba di Sulu. Ia kemudian menikah dengan Paramisuli, putri Raja Bagindo. Setelah kematian Raja Bagindo, Abu Bakr melanjutkan pengislaman di wilayah ini.

Pada tahun 1457, menantunya itu memproklamirkan berdirinya Kesultanan Sulu dan memakai gelar “Paduka Maulana Mahasari Sharif Sultan Hashem Abu Bakr”. Gelar “Paduka” adalah gelar setempat yang berarti tuan sedangkan “Mahasari” bermaksud Yang Dipertuan.

2. Raja Sulaeman
Tidak banyak yang tahu, tersebarnya agama Islam di Filipina dibawa oleh ulama Minangkabau yaitu Raja Sulaeman. Catatan sejarah menyebut, sebelum kedatangan bangsa Spanyol, Filipina berada di bawah kekuasaan Raja Sulaeman dari Minangkabau yang merupakan pendiri Filipina.

Di sana, ia telah menyebarkan agama Islam hingga ke pelosok negeri. Seperti dilansir dari situs indonesia.go.id, pendiri Kota Manila adalah Raja Sulaeman dari Minangkabau. Sedangkan kerajaan Sulu di Selatan Filipina didirikan Raja Baginda yang juga dari Minangkabau.

3. Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I (Sultan Johor)
Sultan Abdul Jalil Syah atau Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I dikenal juga dengan panggilan Raja Kecik atau Raja Kecil dari Pagaruyung. Ia merupakan saudara dari Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Indermasyah, kemudian mendirikan Kesultanan Siak Sri Inderapura.

Raja Kecil putra Pagaruyung didaulat menjadi penguasa Siak atas mufakat masyarakat di Bengkalis, sekaligus melepaskan Siak dari pengaruh Johor. Berdasarkan Historis Siak, Raja Kecil merupakan putra dari Sultan Mahmud, Sultan Johor yang terbunuh.

Pada tahun 1717, Raja Kecil berhasil menguasai Kesultanan Johor sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai Sultan Johor, dengan gelar Yang Dipertuan Besar Johor. Namun pada tahun 1722 karena pengkianatan beberapa bangsawan Johor, ia tersingkir dan kemudian pindah ke Siak dan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pemerintahannya tahun 1723.

4. Raja Melewar (Negeri Sembilan)
Raja Melewar adalah seorang raja atau Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan pertama di Semenanjung Malaya. Ia merupakan keturunan Yang Dipertuan Pagaruyung, yang diutus langsung dari Kerajaan Pagaruyung untuk menjadi raja di Negeri Sembilan.

Nama lengkapnya adalah Yang Dipertuan Besar Sri Paduka Raja Tuanku Mahmud Syah ibni al-Marhum Sultan ‘Abdu’l Jalil, Yang diPertuan Besar Negeri Sembilan. Raja Melewar memerintah dari tahun 1773 sampai 1795.

Para pemukim Minangkabau sudah berdiam di Negeri Sembilan sejak abad ke-15. Pada awalnya mereka berada di bawah perlindungan Malaka, dan kemudian Johor.

Pada abad ke-18, Johor yang melemah tak mampu lagi melindungi Negeri Sembilan dari serangan orang-orang Bugis. Karena itu para pemuka Negeri Sembilan meminta diberikan raja dari Pagaruyung untuk memerintah mereka.

Raja Pagaruyung saat itu, Sultan Abdul Jalil, mengabulkan permohonan itu dan mengutus Raja Melewar untuk menjadi raja di Negeri Sembilan.

5. Ahmad Bustamam (Partai Rakyat Malaysia)
Ahmad Boestamam lahir dari pasangan Raja Kecil dan Rasiah. Orang tuanya merupakan petani yang bermigrasi dari Salido, Pesisir Selatan. Ia menggunakan nama Ahmad Boestamam sebagai nama pena ketika mendirikan koran Suara Rakyat pada tahun 1945 di Ipoh, Perak. Ia di anugerahkan Panglima Negara Bintang Sarawak pada tahun 1976 dengan gelar Datuk.

Baca juga: Mengenal Raja Sulaeman, Ulama Minangkabau Pendiri Kota Manila Filipina

6. Tuanku Abdul Rahman (Yang Dipertuan Agung)
Tuanku Abdul Rahman merupakan yang DiPertuan Besar Negeri Sembilan (setingkat sultan atau raja) sejak 1933-1960. Negeri Sembilan sendiri merupakan negeri Minangkabau di luar negeri dan dihuni mayoritas Minang semenjak abad ke-15.

Tuanku Abdul Rahman yang gambarnya ada di mata uang Malaysia tersebut merupakan keturunan kelima dari Sultan Abdul Jalil dari Pagaruyung.

7. Sheikh Muszaphar Shukor (astronot pertama Malaysia)
Meski menjadi orang Malaysia pertama yang terbang ke luar angkasa, Muszaphar rupanya menganggap Indonesia sebagai Tanah Air kedua baginya. Nenek dari ayahnya lahir di Minangkabau. Hal itu dilontarkan Muszaphar saat mengujungi Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung, Desember 2007.

8. Yusof bin Ishak (presiden pertama Singapura)
Yusof Bin Ishak adalah presiden pertama singapura kelahiran 1910, kedua orangtuanya asli Indonesia. Ayahnya seorang Minangkabau dan Ibunya seorang melayu langkat.

Pada 3 Desember 1959, Yusof dilantik sebagai kepala negara (Yang di-Pertuan Negara) Singapura. Ia merupakan warga negara Singapura yang pertama kali memegang jabatan tersebut.

Pada 9 Agustus 1965, saat Singapura keluar dari Federasi Malaysia dan merdeka, status beliau berubah menjadi presiden negara kepulauan tersebut hingga tahun 1970 ketika Yusof meninggal.

9. Zubir Said (pencipta lagu Majulah Singapura)
Zubir Said lahir pada tahun 22 Juli 1907 di Fort de Kock atau sekarang dikenal Kota Bukittinggi. Dialah putra Minangkabau yang menciptakan lagu kebangsaan Singapura yakni “Majulah Singapura”, juga lagu resmi Hari Anak Singapura “Semoga Bahagia”.

“Majulah Singapura” adalah lagu kebangsaan resmi negara Singapura sejak negara tersebut merdeka penuh pada tahun 1965.

10. Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (Masjidil Haram)
Syaikh Ahmad Khatib al- Minangkabawi lahir di Kota Tuo Balai Gurah, IV Angkek Candung, Agam, Sumatra Barat. Ahmad Khatib Al-Minangkabawi pernah menjadi satu-satunya orang di luar Arab yang menjabat imam besar Masjidil Haram, Mekkah.

11. Mohammad Natsir (World Moslem Congress)
Mohammad Natsir lahir di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, kabupaten Solok 17 Juli 1908. Ia adalah seorang ulama, politisi, dan pejuang kemerdekaan Indonesia.

Ia merupakan pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan tokoh Islam terkemuka Indonesia. Di dalam negeri, ia pernah menjabat menteri dan perdana menteri Indonesia, sedangkan di kancah internasional, ia pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim se-Dunia (World Muslim Congress) dan Ketua Dewan Masjid Dunia.(*/Ela)

Baca Juga

Pameran Etnofotografi: Pencak Silat Minangkabau sebagai Jembatan Diplomasi Budaya
Pameran Etnofotografi: Pencak Silat Minangkabau sebagai Jembatan Diplomasi Budaya
Tari Kreasi Budaya Minang Meriahkan Baringin Sakato Fest di Tanah Datar
Tari Kreasi Budaya Minang Meriahkan Baringin Sakato Fest di Tanah Datar
Menhir Maek Tiang Peradaban yang Selaras dengan Semesta
Menhir Maek Tiang Peradaban yang Selaras dengan Semesta
Tanjung Barulak Menolak Pajak
Tanjung Barulak Menolak Pajak
Nofel Nofiadri
Galodo Soko dalam Kontestasi Kepala Daerah
Merawat Silek Galombang Duobaleh di Bungo Tanjung Batipuh
Merawat Silek Galombang Duobaleh di Bungo Tanjung Batipuh