Langgam.id - Direktorat Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui program platform Indonesiananya berencana akan mendukung pelaksanaan Festival Saribu Rumah Gadang (SRG) di Solok Selatan yang bakal dilaksanakan tahun ini.
Tim Indonesiana dari Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikbud Didik Jaya Permana mengungkapkan, bahwa pihaknya tertarik dengan Festival SRG serta keunikan seni budaya yang dimilikinya. Sehingga pihaknya berencana mengkolaborasikan program Indonesiana dalam pelaksanaan festival ini nantinya.
“Saribu Rumah Gadang potensial untuk diangkat dalam program Indonesiana. Kita tertarik dengan arsitekturnya, kebudayaan, dan filosofi di kawasan tersebut," ujarnya saat bertemu dengan Wabup Solok Selatan (Solsel), kemarin.
Didik mengatakan, dalam program ini, pihaknya ingin menguatkan komunitas di daerah tersebut. Sejarah rumah gadang itu seperti apa? Budaya lokal seperti apa?
"Kami melihat ini belum diekspos, jadi memang harapannya itu komunitas di sekitar rumah gadang itu, ketika ditanya mengenai filosofi rumah gadangnya, sejarahnya mereka bisa menjawab. Intinya kita bantu melakukan transfer pengetahuan kepada komunitas serta pembekalan lain yang dibutuhkan,” ucap Didik.
Ia berharap, setelah Festival SRG ini selesai, komunitas dapat ilmu tambahan dan lebih mengenal budayanya. Pihaknya juga berusaha untuk membawa rumah gadang di Solsel ini sebagai heritage di internasional.
"Termasuk akan kita bawa ke Pekan Budaya Nasional (PKN) yang temanya tahun ini terkait dengan "papan", yang cocok dengan bangunan rumah gadang itu sendiri," bebernya.
Rencana program Indonesiana yang disinergikan dengan pelaksanaan Festival SRG tahun ini didukung Wabup Solsel Yulian Efi.
“Kita sangat senang dan terbantu atas support Kemendikbud melalui program Indonesiananya guna mendukung Festival SRG yang direncanakan diadakan kembali tahun ini,” ungkap Efi.
Ia menambahkan, Festival SRG dilaksanakan guna mengangkat dan memperkenalkan budaya Solsel. Kemudian, memperkenalkan kawasan SRG yang memiliki hingga 130-an rumah gadang, sehingga dikenal sebagai miniaturnya perkampungan adat Minangkabau.
Efi mewanti-wanti agar pelaksanaan Festival SRG nantinya disesuaikan dengan kondisi wabah covid-19 yang masih melanda. Yaitu, dengan berkoordinasi dengan instansi terkait serta penerapan protokol kesehatan.
Festival SRG ini sendiri telah dilakukan sebanyak dua kali di Solok Selatan, yaitu pada 2017 dan 2019 yang lalu. (*/yki)