Langgam.id - Kue bika atau singgang adalah penganan tradisional Minang berbahan dasar tepung beras dicampur kelapa parut dan gula pasir. Istilah bika berasal dari kata baka dalam bahasa Minang, yang berarti bakar, merujuk pada cara memasaknya.
Makanan ini juga dinamakan sebagai bika bakar atau bika panggang untuk membedakannya dengan bika ambon. Bika menjadi kuliner khas Sumatra Barat yang mudah dijumpai di kedai khusus di tepi jalan.
Bahan utama Bika Koto Baru adalah air kelapa, tepung beras, dan gula pasir yang diwadahi dengan daun waru. Bentuknya lebih mirip kue apem daripada Bika Ambon yang memiliki tekstur berlubang-lubang seperti sarang tawon.
Perbedaan lainnya dengan bika Ambon adalah cara pembuatannya. Bika Ambon diolah dengan cara dikukus, sedangkan Bika khas Minang diolah dengan cara dibakar atau dipanggang di atas tungku api dan beralaskan daun jati. Bagian atas tungku kemudian ditutup dan dibakar lagi dengan api.
Baca juga: Manisnya Berbuka Puasa dengan Menyantap Lopis Khas Minang
Kayu untuk pembakaran bukan sembarangan, tapi harus batang kayu manis. Kamu pasti sudah terbayang lezatnya Kue Bika dengan rasa gurih dan keharuman asap kayu yang spesial.
Apabila berkunjung ke Bukittinggi, Kue Bika bisa kamu dapat jumpai di sepanjang ruas jalan tersebut. Mulai masuk dari daerah Kayu Tanam hingga ke Koto Baru Padang Panjang, kuliner khas ini sangat banyak dijual di pinggiran jalan.
Jadi, tepikan kendaraan sejenak untuk cicipi kelembutan Kue Bika daerah Koto Baru ini. Dijamin, kamu pasti ingin nambah lagi.(*/Ela)