5 Tokoh Perempuan Sumbar yang Tak Kalah Harum dari Kartini

kartini

Ruhana Kuddus (Foto: Istimewa)

Langgam.id - Hari Kartini, telah diperingati sejak lama sebagai salah satu hari besar penanda perjuangan pahlawan nasional yang jatuh pada 21 April. Kartini dikenal lewat perjuangannya dalam melawan tradisi di Indonesia kuno.

Saat itu wanita selalu ditempatkan dalam posisi pasif di kehidupan bermasyarakat. Kartini mencoba mengubahnya dengan memberikan pendidikan pada perempuan-perempuan di sekitarnya.

Namun, banyak yang tak menyadari bahwa Sumatra Barat (Sumbar) juga memiliki tokoh-tokoh perempuan yang memiliki peran hebat dalam perjuangan Indonesia.

Berikut tokoh-tokoh wanita Sumatra Barat yang dirangkum Langgam.id:

1. Rasuna Said
Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir pada 14 September 1910 di Desa Panyinggahan, Maninjau, Agam, Sumatra Barat.

Beliau merupakan salah seorang pahlawan nasional yang juga memperjuangkan persamaan hak antara pria dan wanita. Berbeda dengan tokoh wanita lainnya, Rasuna Said memilih terjun ke dunia politik, karena menurutnya perjuangan persamaan hak antara pria dan wanita tidak cukup hanya dengan pendidikan.

Perjuangannya di dunia politik dimulai dari aktivitas di Sarekat Islam kemudian bergabung dengan Sumatra Thawalib dan mendirikan Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) di Bukittinggi pada tahun 1930.

Selain itu Rasuna Said juga memperkuat perjuangannya melalui tulisan. Tahun 1935 ia membuat majalah Raya. Namun karena terlalu keras menentang Belanda, ruang gerak Rasuna Said dan teman-temannya dipersempit. Ia pun akhirnya pindah ke Sumatra Utara.

Pasca kemerdekaan Rasuna Said aktif di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia. Selain itu ia pernah mewakili Sumatra Barat melalui Dewan Perwakilan Sumatra. Atas perjuangannya Rasuna Said diberi gelar Pahlawan Nasional.

2. Siti Manggopoh
Siti Manggopoh adalah seorang wanita yang ditakuti oleh Belanda. Bisa dibilang ia adalah wanita luar biasa. Wanita yang lahir di Manggopoh, AGam pada Mei 1880 tersebut dengan berani memimpin perjuangan melawan tentara Belanda dalam perang yang disebut Perang Belasting (Pajak Uang).

Disebut Perang Belasting karena perang tersebut dipicu karena kebijakan pemerintah Kolonial Belanda yang menerapkan sistem Belasting (pajak uang) terhadap tanah-tanah rakyat. Hal itu dianggap bertentangan dengan sistem adat di Minangkabau dimana tanah adalah milik kaum.

Perang pun akhirnya pecah dan Belanda sempat meminta bantuan kepada pihak luar untuk melawan pasukan yang dipimpin Siti Manggopoh. Bahkan Siti Manggopoh dan pasukannya berhasil menewaskan 53 tentara Belanda.

Baca juga: 15 Pahlawan Nasional dari Sumatra Barat 

3. Ruhana Kuddus
Wanita luar biasa satu ini adalah kakak tiri dari Sutan Sjahrir, Mak Tuo dari penyair legendaris Indonesia Chairil Anwar dan juga sepupu dari H. Agus Salim. Ia lahir di Nagari Koto Gadang, Kabupaten Agam 20 Desember 1884 dari pasangan Mohamad Rasjad Maharadja Soetan dan Kiam.

Ia dikenal sebagai multitalenta karena juga bisa berperan sebagai seorang penulis, wirausaha, dan juga pemimpin redaksi di berbagai surat kabar perempuan. Ruhana Kuddus pun pintar menggunakan tiga bahasa, bahasa Arab, latin, dan Arab Melayu.

4. Inyiak Upiak Palatiang
Wanita yang satu ini memang luar biasa, mempunyai banyak kemampuan dan banyak mewarisi tradisi-tradisi Minangkabau mulai dari silat, randai, hingga dendang saluang beliau menguasainya.

Tapi yang paling dikenal dari Inyiak Upiak Palatiang adalah kemampuan silat Minangnya. Bisa dibilang Inyiak Upiak Palatiang adalah sosok yang langka sebagai seorang perempuan yang menguasai silat. Silat yang dikuasainya bukan sembarang silat, tapi Silat Gunung yang konon adalah induk dari semua ilmu silat yang berkembang di Minangkabau.

5. Rahma El Yunusiyah
Tokoh perempuan yang juga berasal dari Sumatra Barat adalah Rahma El Yunusiah. Wanita ini dikenal sebagai tokoh ulama perempuan yang mendirikan Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang.

Bahkan, tokoh perempuan ini juga menjadi wanita pertama yang mendapatkan gelar syaikhah dari Universitas Al Azhar Mesir. Penghargaan tersebut didapatkan sebagai apresiasi program pembangunan pendidikan perempuan di Universitas Al Azhar.(*/Ela)

Baca Juga

Permasalahan baru yang menimpa umat Islam yakni terkait daftar nama-nama ustadz kondang yang terdaftar dalam jaringan radikalisme.
Pergeseran Nilai Muhammadiyah Sumbar dalam Politik?
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sumbar, Bayu Aryadhi mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi
BP2MI: Tidak Ada Pekerja Migran Indonesia dari Sumbar di Zona Konflik
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
Ahmad Hafidz
Nagari Creative Hub: Penggerak Ekonomi Masyarakat
Sebanyak 14 anggota DPR RI dan 4 anggota DPD RI terpilih asal Sumatra Barat untuk periode 2024-2029 telah dilantik pada 1 Oktober 2024
Harta Kekayaan Anggota DPR dan DPD Asal Sumbar: Mulyadi Terkaya, Cerint Iralloza Terendah
Menteri BUMN Erick Thohir telah menyetujui pengalihan lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pengembangan RSUP M Djamil Kota Padang.
Flyover Sitinjau Lauik Segera Dibangun, Andre: Pemenang Lelang Diumumkan 7 Oktober 2024