Langgam.id - Mulai besok (15/10), 40 pelajar se-Sumatera Barat akan membacakan hasil karya yang lolos seleksi Lomba Menulis Cerita Rakyat se-Sumatera Barat. Semuanya akan mengikuti tahap dua dari lomba yang menggabungkan unsur menulis dan bercerita ini.
Komunitas Seni Intro, penggagas lomba, memang menjadikan menulis dan lomba sebagai satu kesatuan. “Lomba ini ingin memperlihatkan bahwa menulis dan membacakan sama pentingnya. Terutama untuk kalangan pelajar. Menulis menstrukturkan pikiran. Membaca untuk menyajikan. Dua hal ini pelan-pelan sudah menghilang dalam tradisi pelajar kita,” ujar Iyut Fitra, pendiri komunitas yang bermarkas di Payakumbuh ini.
Program ini kemudian diberi judul “Lomba Menulis dan Membaca Cerita Rakyat Tingkat SLTA/Sederajat Se Sumatra Barat”.
Cerita rakyat dijadikan sandaran dengan alasan, Objek Pemajuan Kebudayaan itulah yang paling dekat dengan pelajar. Baik di kota atau nagari disinyalir cerita rakyat masih menjadi bagian dari kehidupan pelajar.
“Plus, kami ingin membangkitkan literasi budaya di kalangan pelajar. Lomba ini salah satunya,” ujar Roby Satria, ketua panitia.
Kemudian, Intro membawa proposal tersebut pada Supardi, Ketua DPRD Sumbar. Dengan tangan terbuka, Tokoh Payakumbuh bersedia mencarikan jalan keluar dengan mencarikan anggaran pada beberapa pihak. Di antaranya Bank Nagari dan PT Semen Padang.
“Kegiatan ini saya idamkan sejak dulu. Bangkitnya karakter dan identitas pelajar memang harus dimulai dari apa yang mereka punyai,” katanya, “Dengan menulis dan membacakan, pelajar akan menyelami kekayaan yang mereka miliki.”
Intro juga mengajak Dinas Pendidikan Sumatera Barat untuk mensosialisasikan kegiatan. Efeknya, 200 karya masuk ke panitia. Juri menipiskan menjadi 40 karya.
“Tentu ada yang bagus,” ujar Heru Joni Putra, salah seorang juri, “yang menggembirakan banyak yang mencoba metode baru dalam penulisan cerita rakyat ini.”
Untuk penampilan, panitia membagi menjadi dua hari, masing-masing, 20 peserta . Minggu (16/10), akan langsung diumumkan pemenang.
--