Langgam.id - Bulan Ramadan 1445 Hijriah akan memasuki 10 malam yang terakhir. Oleh karena itu dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dengan berdzikir, salat sunnah dan memperbanyak sedekah terhadap sesama.
Sebab, akhir bulan Ramadan terdapat sebuah momen istimewa yaitu sebuah malam yang memiliki kemuliaan yang pahalanya lebih dari seribu bulan yakni Lailatul Qadar yang selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di dunia.
Di malam tersebut, banyak memiliki keutamaan lebih dari seribu bulan yang di mana waktu kemunculannya pun dirahasiakan oleh Allah SWT untuk menguji keikhlasan kita dalam beribadah.
Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW memberikan tanda-tanda terjadinya malam tersebut di 10 hari terakhir pada bulan Ramadan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Sayyidatina Aisyah:
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
Artinya, “Rasulullah saw meningkatkan kesungguhan (ibadahnya) di sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), hal yang tidak beliau lakukan pada (hari) lainya,” (HR. Muslim, Ibnu Majah, Khuzaimah dan Ahmad).
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
Artinya, “Dari Aisyah ra berkata” Rasulullah saw (ketika) memasuki sepuluh terakhir Ramadan beliau menghidupkan malam itu, membangunkankeluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya.”
Malam Lailatul Qadar tidak hanya memiliki keistimewaan lebih utama dari seribu bulan, namun juga memiliki kemuliaan karena Alquran turun pada malam tersebut.
Diturunkannya Alquran pada malam Lailatul Qadar menjadi momentum untuk kembali merenungi penciptaan manusia yang sebenarnya dan pembebasan dari kezaliman yang terjadi sebelum Alquran diturunkan. Allah swt berfirman dalam surat Al-Qadr ayat 1 yang berbunyi:
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
Artinya, “ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam Lailatul Qadar.”
Dari ayat dan hadits yang sudah dipaparkan, kita sebagai seorang hamba sudah seharusnya mencari bekal untuk kehidupan di akhirat kelak, sehingga memperbanyak ibadah di malam mulia ini sangat dianjurkan untuk menunjukan sikap kehambaan kita dengan memperbanyak ibadah.
Dikutip dari nu.or.id, ada empat amalan agar dapat meraih keistimewaan malam mulia tersebut:
Pertama, mendirikan salat sunnah dengan istiqomah terutama salat sunnah yang dianjurkan seperti salat tahajud dan salat tasbih dengan berjamaah.
Salat sunnah yang dilakukan pada malam hari yaitu dalam waktu antara setelah salat isya dan subuh memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah kesempatan terkabulnya doa. oleh karena itu amalan salat sunnah malam ini sangat dianjurkan untuk dilakukan menjelang akhir bulan Ramadan.
Kedua, perbanyaklah berdzikir kepada Allah swt dan berdoa untuk meminta ampunan. Amalan ini bisa mengantarkan kita untuk meraih keutamaan malam Lailatul Qadar, karena berdzikir adalah perintah dari Allah swt yang difirmankan dalam surat Al-A’raf ayat 205:
وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ
Artinya, “Ingatlah tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan hati dan rasa takut pada waktu pagi dan petang dengan tidak mengeraskan suara, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.” (QS Al-A’raf: 205).
Hikmah dari ayat tersebut bahwa sesibuk apapun kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari namun alangkah baiknya untuk tetap berdzikir kepada Allah swt kapanpun dan dimanapun kita berada.
Ketiga, amalan yang dianjurkan untuk meraih keutamaan Lailatul Qadar adalah melakukan i’tikaf di masjid. I’tikaf berarti berdiam diri di masjid dengan niat tertentu. Rasulullah saw juga melakukan hal tersebut sebagaimana yang disebutkan oleh Sayyidatina Aisyah:
عَنْ عَائِشَة كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya, ”Dari Aisyah ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw melakukan i’tikaf setelah tanggal dua puluh Ramadhan hingga akhir hayatnya,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Keempat, bersedekahlah dengan ikhlas. Umat Islam sangat dianjurkan untuk saling membantu sesama muslim oleh karena itu dianjurkan bersedekah. Terutama bersedekah di sepuluh hari terakhir bulan penuh berkah ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةُ رَمَضَانَ. (رواه البيهقي)
Artinya, “Dari Anas ra ia berkata, bahwa Rasulullah saw pernah ditanya, apakah sedekah yang paling utama? Ia menjawab sedekah di bulan Ramadhan.” (HR Al-Baihaqi).
Hadits tersebut menunjukkan betapa besarnya balasan untuk orang yang melakukan sedekah di akhir bulan Ramadhan terutama pada sepuluh hari terakhir menjelang perginya bulan Ramadhan. (*/yki)