Langgam.id - Mahasiswi Universitas Negeri Padang (UNP) berinisial VR (22) dinyatakan hilang saat hendak pergi kuliah kerja nyata (KKN) di Kabupaten Pesisir Selatan. Memasuki hari kelima, keberadaan mahasiswi ini belum kunjung ditemukan.
Pihak keluarga menduga, VR telah dilarikan oleh seorang dukun. Keluarga menyampaikan informasi, ada pesan singkat WhatsApp dari dukun tersebut kepada ayah kandung VR. Sang dukun menyebutkan, bahwa VR sengaja ia bawa kabur.
Keluarga kemudian melaporkan kasus ini kepada Polsek Lengayang, karena lokasi tempat VR KKN di Tampunik, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Hingga kini, pihak kepolisian masih melacak keberadaan korban dan terduga pelaku.
Baca Juga: Polisi Lacak Keberadaan Mahasiswi KKN UNP yang Diduga Dibawa Dukun
3 Informasi
Berikut tiga informasi dari keluarga terkait hilangnya mahasiswi di Pesisir Selatan tersebut:
1. Hilang Sejak Selasa (13/7/2021)
Kakak VR berinisial F menyebutkan bahwa adik keduanya itu berangkat dari rumah sekitar pukul 10.00 WIB dari kediamannya di Kambang, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan. VR ketika itu mengendarai sepeda motor Suzuki Spin BA 2880 GN.
"Pas pergi KKN pukul 10.00 WIB, pukul 18.20 WIB, dia (si dukun) WhatsApp ayah. Maaf pak, ini Chandra, V saya bawa. Itu aja WhatsApp-nya," kata F saat dikonfirmasi langgam.id
Setelah mengirim pesan singkat WhatsApp, keluarga menghubunginya. Namun, telepon genggam sang dukun tidak aktif lagi. Begitupun nomor handphone VR juga tidak aktif.
2. Sempat Terdeteksi di Kerinci
Pihak keluarga sempat mencoba mencari VR. Setelah kejadian tersebut, VR sempat terdeteksi berada di wilayah Kerinci. Kakak VR menyebutkan, ketika itu nomor handphone sempat aktif.
"Hari kedua aktif, terdeteksi di Kerinci, tapi tidak ketemu. Pakai motor NMAX warna abu-abu," ujarnya. Namun setelah itu, nomor handphone tidak aktif kembali dan keberadaan VR masih misterius.
F menyakini adiknya sedang dalam pengaruh sang dukun atau hipnotis. Sebab menurutnya, adiknya tidak pernah pergi tanpa tidak memberitahu. Bahkan selama ini tidak pernah membantah perkataan orang tua.
3. Bertemu Sang Dukun Saat Menemani Ayah Berobat
Apalagi, kata F, adiknya tidak pernah sebelumnya menjalin komunikasi dengan sang dukun. Pertemuan hanya terjadi satu kali, ketika itu adiknya menemani orang tua untuk berobat ke dukun tersebut.
"Belum berapa lama ini ayah pergi urut ke dukun ini, ditemani adik saya ini. Tidak pernah adik saya berkomunikasi dengan dia (dukun). Kalau sadar, saya yakin adik saya tidak akan mau. Saya yakin adik saya kena hipnotis," jelasnya.
"Adik saya ini anak perempuan satu-satunya, nomor dua. Ini kasus bukan suka sama suka. Dia (dukun) sudah punya istri dua anak tiga. Sementara adik saya sedang kuliah, masak mau," sambung F. (Irwanda/SS)