28 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat

28 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat

Hari Ini dalam Catatan Sejarah. (Ilustrasi: Syafii/Langgam.id)

DataLanggam – Sejumlah literatur mencatat tanggal 28 November dalam sejarah Sumatra Barat. Pada tanggal tersebut, setidaknya terjadi tiga peristiwa di masa lalu yang berhubungan dan terjadi di wilayah Sumbar. Berikut catatan sejarah itu:

28 November 1833
Belanda Tinggalkan Benteng Amerongen
.
Rao - Setelah terkepung berminggu-minggu oleh Pasukan Padri, akhirnya tentara Belanda meninggalkan Benteng Amerongen di Rao, Pasaman. Pasukan Padri di bawah pimpinan Tuanku Tambusai kemudian membakar Benteng Amerongen dan mengejar pasukan Belanda. Banyak korban jatuh di pihak Belanda.
.
Sumber: Juni Sjafrien Jahja dalam"Perang Tuanku Tambusai Sang Harimau Rokan Melawan Penjajahan Belanda" (2015) hlm 10-11

28 November 1906
Hazairin Lahir di Bukittinggi
.
Bukittinggi - Prof. Dr. Hazairin Harahap lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada 28 November 1906. Hazairin anak dari pasangan Zakaria Bahri Harahap dan Aminah (asli Minangkabau). Ia adalah pakar hukum adat dan pernah menjabat menteri dalam negeri dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo. Pada April 1946, Hazairin menjadi Residen Bengkulu, merangkap Wakil Gubernur Militer Sumatra Selatan. Hazairin kemudian menjadi Guru Besar Hukum Adat dan Hukum Islam di Universitas Indonesia dan sejumlah perguruan tinggi. Hazairin wafat di Jakarta pada 11 Desember 1975 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Ia dianugerahi pahlawan nasional oleh Presiden BJ Habibie melalui Keppres No. 74/TK/1999 tanggal 13 Agustus 1999.
.
Sumber:
- Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau dalam "Ensiklopedi Minangkabau" (2005) hlm 180-182
- Mestika Zed dalam "Somewhere in The Jungle: Pemerintah Darurat Republik Indonesia" (1997) hlm 66
- Bismar Siregar dalam "Catatan Bijak: Membela Kebenaran, Menegakkan keadilan" (1999) hlm 170

28 November 1946
Sekutu Serahkan Padang pada Belanda
.
Padang - Pasukan Sekutu yang dipimpin Inggris melakukan serah terima Kota Padang kepada tentara Belanda pada 28 November 1946. Besoknya, pada 29 November 1946, pasukan Inggris meninggalkan Padang. Seluruh pos-pos peninggalan sekutu diisi oleh Brigade U Tentara Belanda dibawah pimpinan Kolonel JW Sluyter. Awalnya Belanda bertindak sebagai pengganti Sekutu. Apa lagi Inggris memperingatkan bahwa kontrol Belanda di Padang hanya terbatas di blok-blok Recovery of Allied Prisoners of War and Interness (RAPWI), Pelabuhan Teluk Bayur dan Lapangan Terbang Tabing. Selain itu berada di bawah kontrol tentara Republik. Namun, dalam perkembangannya Belanda menduduki dan melakukan agresi, sehingga berkembang jadi perang hingga 1949.
.
Sumber: Mohammad Iskandar dalam "Peranan Desa dalam Perjuangan Kemerdekaan di Sumatera Barat (1945-1950)" (1998) hlm 76

Baca Juga

MSI Sumbar Dorong Penetapan Cagar Budaya Melalui Tahapan Akademik
MSI Sumbar Dorong Penetapan Cagar Budaya Melalui Tahapan Akademik
Robohnya Batu Bata Sejarah
Robohnya Batu Bata Sejarah
Seminar Front Palupuh Ungkap Perlawanan Sengit Menghadang Belanda 74 Tahun Lalu
Seminar Front Palupuh Ungkap Perlawanan Sengit Menghadang Belanda 74 Tahun Lalu
29 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
29 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
27 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
27 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
26 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
26 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat