Langgam.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam siaran persnya pada Rabu (11/12/2019) merilis informasi tentang gerhana matahari cincin. BMKG memprediksi gerhana matahari ini akan terjadi pada Kamis, 26 Desember 2019. "Jalur cincin gerhana ini akan melewati 25 kota dan kabupaten di tujuh provinsi di Indonesia," sebut rilis itu.
Tujuh provinsi tersebut yakni, Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Adapun di daerah lainnya di Indonesia, fenomena ini akan teramati berupa gerhana matahari sebagian dengan magnitudo tertentu.
Di Sumatra Barat, gerhana matahari ini akan teramati sebagian. "Magnitudo gerhana terentang antara 0,952 di Lubuk Sikaping hingga 0,888 di Tua Pejat."
Secara umum, menurut BMKG, gerhana di Sumbar dimulai pada pukul 10.19 WIB. Puncak gerhana terjadi pada pukul 12.11 WIB dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.08 WIB. "Durasi gerhana yang teramati di Sumatera Barat rata-rata adalah 3 jam 49 menit," sebut rilis itu.
Gerhana matahari cincin, menurut BMKG, terjadi ketika matahari, bulan dan bumi tepat segaris. Pada saat itu, piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil dari pada piringan matahari.
"Akibatnya, saat puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya."
Di dunia, GMC 26 Desember 2019 ini dapat diamati di sedikit wilayah Afrika bagian Timur, seluruh wilayah Asia, Samudra Hindia, Australia bagian Utara dan Samudera Pasifik, berupa Gerhana Matahari Sebagian.
Gerhana dimulai saat kontak pertama terjadi, yaitu ketika bulan mulai menutupi matahari. Seiring berjalannya waktu, piring matahari yang terkena gerhana akan semakin besar. Hingga akhirnya seluruh bulan mulai menutupi piringan matahari. Momen ini disebut fase cincin. "Lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya."
Durasi cincin terlama di Indonesia pada GMC 26 Desember2019 ini adalah di Selat Panjang, Riau. Yaitu,3 menit 38,9 detik dengan magnitudo gerhana sebesar 0,984. Sementara, lokasi di permukaan bumi durasi cincinnya paling lama berada di Selat Karimata. Di lokasi ini durasi cincinya mencapai 3 menit 40,0 detik dan magnitudo gerhananya mencapai 0,985.
"Adapun, lama fase cincin dan magnitudo gerhana di kota-kota lainnya kurang dari waktu tersebut. Pada saat fase cincin di lokasi-lokasi tersebut, cahaya matahari meredup hingga seperti saat fajar atau senja. Puncak keredupannya adalah saat terjadinya Puncak Gerhana, yaitu waktu di tengah-tengah fase cincin."
Setelah itu, piringan matahari yang tampak tergerhanai akan semakin kecil hingga akhirnya bulan tak lagi menutupi piringan matahari. Lama waktu sejak bulan terlihat bersentuhan dengan matahari dan meninggalkannya, disebut sebagai durasi gerhana. Lama waktunya juga bervariasi dari satu kota ke kota lainnya. "Durasi gerhana terlama di Indonesia adalah di Bengkalis, Riau, yaitu selama 3 jam 51menit 24,7detik."
Di daerah sebelah Utara jalur cincin, Matahari yang tergerhanai saat puncak gerhana adalah pada bagian sebelah bawah dari arah pandang pengamat. Sementara di daerah sebelah Selatanjalur cincin, Matahari yang tergerhanai saat puncak gerhana adalah bagian sebelah atasnya.
Puncak Gerhana yang akan berbeda-beda di setiap daerah. Daerah yang akan mengalami waktu saat puncak gerhana paling awal adalah Kota Sabang pada pukul 11.49.32,9 WIB. Adapun kota yang akan mengalami waktu puncak paling akhir adalah Jayapura, yaitu pukul 15.51.19,7 WIT.
Selengkapnya, bisa dilihat di link ini.
(*/SS)