11 Desember dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat

11 Desember dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat

Hari Ini dalam Catatan Sejarah. (Ilustrasi: Syafii/Langgam.id)

DataLanggam – Sejumlah literatur mencatat tanggal 11 Desember dalam sejarah Sumatra Barat. Pada tanggal tersebut, setidaknya terjadi tiga peristiwa di masa lalu yang terjadi atau terkait dengan Sumbar. Peristiwa itu terjadi pada 1831, 1946 dan 1975. Berikut catatan sejarah itu:

11 Desember 1831
Belanda Merebut Pelabuhan Padri di Katiagan
.
Katiagan - Tentara Belanda menyerang Pelabuhan Katiagan (sekarang berada di wilayah Kinali, Pasaman Barat) yang menjadi pelabuhan perdagangan kaum Padri. Wilayah ini dikawal benteng yang terletak di bukit setinggi 30 meter di sebuah tanjung dekat pantai. Benteng dan pelabuhan ini diserang Belanda pada 11 Desember 1831 dari darat dan laut. Setelah terjadi pertempuran sengit, benteng dapat direbut. Pasukan Padri mundur. Puluhan tentara Belanda dan pasukan Padri meninggal.
.
Sumber: Muhamad Radjab dalam "Perang Paderi di Sumatera Barat, 1803-1838" (1964) hlm 139

11 Desember 1946
Pemerintah RI Lanjutkan Perundingan dengan Belanda di Padang
.
Padang - Pemerintah Republik Indonesia melanjutkan perundingan dengan Belanda di Padang pada 11 Desember 1946. Sebelumnya perundingan pertama telah digelar pada 9 Desember 1946. Delegasi pemerintah pusat yang terdiri dari Menteri Pertahanan Amir Sjarifuddin, Menteri Kemakmuran AK Gani dan Wakil Panglima TRI Letjen Oerip Soemohardjo yang datang ke Sumbar bersama Residen Sumbar Mr. Sutan Mohammad Rasjid berunding dengan pemerintah dan tentara Belanda di Padang. Dari pihak Belanda antara lain diwakili Dr. Koets dan Jenderal Mayor Buurman v. Vreeden. Perundingan pertama tersebut membicarakan tentang gencatan senjata setelah maraknya pertempuran antara pejuang Republik dengan tentara Belanda.
.
Sumber: Departemen Penerangan dalam "Propinsi Sumatera Tengah" (1959) hlm 141

11 Desember 1975
Hazairin Wafat di Jakarta
.
Jakarta - Pakar Hukum adat Prof. Dr. Hazairin wafat di Jakarta pada 11 Desember 1975 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Ia dianugerahi pahlawan nasional oleh Presiden BJ Habibie melalui Keppres No. 74/TK/1999 tanggal 13 Agustus 1999. Hazairin lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada 28 November 1906. Hazairin anak dari pasangan Zakaria Bahri Harahap dan Aminah (asli Minangkabau). Ia adalah pakar hukum adat dan pernah menjabat menteri dalam negeri dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo. Pada April 1946, Hazairin menjadi Residen Bengkulu, merangkap Wakil Gubernur Militer Sumatra Selatan. Hazairin kemudian menjadi Guru Besar Hukum Adat dan Hukum Islam di Universitas Indonesia dan sejumlah perguruan tinggi.
.
Sumber:
- Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau dalam "Ensiklopedi Minangkabau" (2005) hlm 180-182
- Mestika Zed dalam "Somewhere in The Jungle: Pemerintah Darurat Republik Indonesia" (1997) hlm 66
- Bismar Siregar dalam "Catatan Bijak: Membela Kebenaran, Menegakkan keadilan" (1999) hlm 170

Baca Juga

MSI Sumbar Dorong Penetapan Cagar Budaya Melalui Tahapan Akademik
MSI Sumbar Dorong Penetapan Cagar Budaya Melalui Tahapan Akademik
Robohnya Batu Bata Sejarah
Robohnya Batu Bata Sejarah
Seminar Front Palupuh Ungkap Perlawanan Sengit Menghadang Belanda 74 Tahun Lalu
Seminar Front Palupuh Ungkap Perlawanan Sengit Menghadang Belanda 74 Tahun Lalu
29 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
29 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
27 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
27 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
26 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat
26 November dalam Catatan Sejarah Sumatra Barat