Langgam.id - Memasuki usia ke-101, Perguruan Diniyyah Puteri terus menunjukkan eksistensinya dalam menghadapi perubahan zaman dan menghasilkan generasi berkualitas. Lembaga ini berhasil bertahan sebagai salah satu pusat pendidikan di Kota Padang Panjang yang turut membentuk identitas kota ini.
Penjabat (Pj) Wali Kota Padang Panjang, Sonny Budaya Putra, AP, M.Si., menyampaikan apresiasi ini dalam resepsi Milad 101 Diniyyah Puteri bertemakan Menyongsong Abad ke-2, yang berlangsung di Aula Zainuddin Labay El Yunusy, Jumat (1/11/2024). Acara tersebut turut dihadiri oleh tokoh agama Ustaz Bachtiar Nasir, praktisi pendidikan Fasli Jalal, para pengurus yayasan Perguruan Diniyyah Puteri, dan undangan lainnya.
“Diniyyah Puteri telah melahirkan ribuan alumni yang kini berkiprah di berbagai bidang, baik di Indonesia maupun dunia, sesuai dengan motto mereka, Mendidik Generasi dalam Ridho Ilahi,” ujar Sonny. Ia menambahkan bahwa Pemko Padang Panjang sangat mengapresiasi kontribusi Diniyyah Puteri yang telah memperkaya sejarah kota ini sejak 1923.
Menurut Sonny, keberadaan perguruan Islam seperti Diniyyah Puteri, Sumatera Thawalib, dan Kauman Muhammadiyah telah menjadikan Padang Panjang dikenal sebagai Kota Serambi Mekkah. Tantangan ke depan, katanya, termasuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0. Menjelang 2045, Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi dengan 70% penduduk berada di usia produktif.
“Diniyyah Puteri dan lembaga pendidikan lainnya perlu menyusun strategi dan mempersiapkan diri sebaik mungkin agar tetap mampu bersaing dan menjadi pemimpin dalam menghadapi tantangan ini,” tambahnya.
Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri, Fauziah Fauzan El Muhammady, mengungkapkan bahwa sejak didirikan pada 1 November 1923, Diniyyah Puteri telah banyak mencetak sejarah. Perguruan ini dikenal dengan Kurikulum Quba dan telah meraih berbagai prestasi, termasuk pengakuan dari Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Tahun 2024 ini, Diniyyah Puteri mendapatkan izin bagi lulusannya untuk masuk ke Universitas Al Azhar tanpa melalui tes di berbagai program studi.
Dalam tausiahnya, Ustaz Bachtiar Nasir mengajak para santri Diniyyah Puteri menjadi pribadi saleha yang berilmu dan tangguh menghadapi era digital. Ia menekankan pentingnya menjaga kesucian diri di tengah tantangan teknologi, termasuk pergaulan yang kian bebas. “Memilih untuk tidak pacaran itu lebih mulia daripada hanyut dalam godaan hawa nafsu,” ujarnya. Ia juga mengingatkan santri untuk memiliki integritas, kejujuran, amanah, dan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup.
Ustaz Bachtiar mengajak para santri untuk tidak diperbudak oleh teknologi, tetapi justru menguasai teknologi agar bermanfaat dalam belajar dan bekerja. (*/Yh)