Langgam.id - Bank Indonesia menilai inflasi Sumatra Barat sepanjang tahun ini cukup terkendali. Namun, tetap perlu mewaspadai kenaikan harga sejumlah komoditas pokok terutama beras.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Endang Kurnia Saputra mengatakan dalam beberapa pekan terakhir memang ada kenaikan harga beras di Sumbar, namun tingkat kenaikannya masih dalam batas kewajaran.
"Laporan yang kita terima dari beberapa daerah di Sumbar memang harga beras naik tipis, tetapi tetap perlu diwaspadai," ujarnya, dikutip langgam, Senin (4/9/2023).
Menurutnya, di Jakarta sudah terjadi kenaikan harga beras dan berpengaruh ke daerah. Karena meski pasokan masih terjaga ada preferensi harga di daerah ikut naik.
Adapun per Agustus 2023, inflasi Sumbar yang dirilis Badan Pusat Statistik bahwa inflasi Sumbar pada Agustus 2023 sebesar 3,23% (yoy), meningkat dibandingkan dengan Juli 2023 yang sebesar 2,20% (yoy).
Inflasi kelompok tersebut bersumber dari peningkatan harga komoditas cabai merah, ikan gembolo/ikan aso-aso, dan beras.
Peningkatan harga cabai merah dan beras dipengaruhi oleh pasokan yang menurun terutama yang berasal dari luar provinsi Sumatra Barat sebagai dampak kekeringan yang melanda sejumlah lahan sentra produksi (khususnya pulau Jawa).
Sementara itu, hasil tangkapan nelayan juga menurun akibat cuaca yang kurang kondusif sehingga mendorong peningkatan harga ikan.
Endang memperkirakan secara tahunan inflasi Sumbar tahun ini berada di kisaran bawah proyeksi inflasi 3 persen plus minus 1 persen.
"Tahun ini kita lihat inflasi cukup terkendali. Proyeksi BI di kisaran 3 perseb plus minus 1 persen," katanya.
Adapun, berbagai upaya pengendalian inflasi daerah yang telah dilakukan pada Agustus 2023 antara lain, melanjutkan penyelenggaraan operasi pasar/pasar murah secara intensif di Kabupaten/Kota.
Kemudian, melanjutkan penyelenggaraan sidak pasar pemantauan harga dan pasokan secara rutin di beberapa pasar Kabupaten/Kota, pendistribusian beras SPHP dan stok pangan komersil oleh BULOG, memperkuat jumlah cadangan pangan Sumbar, dan Intensifikasi distribusi komoditas pangan strategis melalui mobil boks keliling dan media sosial oleh Toko Tani Indonesia Center (TTIC).
Selanjutnya, Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi untuk memitigasi dampak El Nino, memberikan bantuan alsintan, jalan usaha tani (JUT), dan jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT); serta himbauan stop boros pangan dan komunikasi efektif dalam rangka menjaga ekspektasi inflasi masyarakat. (*/Fs)