Langgam.id- Bupati Agam Indra Catri menyiapkan strategi dalam menjaga aktivitas pertanian, agar tidak berhenti berproduksi selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), akibat pandemi Covid-19 di Sumatra Barat.
Hal ini disampaikan Indra Catri saat meninjau langsung aktivitas petani di Kecamatan Sungai Pua, Selasa, (28/4/2020).
Indra Catri mengatakan, para petani harus dijaga dan dilindungi, agar terhindar dari dampak yang lebih besar dari yang seharusnya.
"Covid-19 memiliki potensi untuk bertransformasi dari sekedar masalah kesehatan, menjadi permasalahan yang sangat kompleks. Ada kerawanan sosial di sana, kerawanan keamanan, dan yang salah satu yang paling berbahaya adalah kerawanan pangan," ujarnya.
Ia mengatakan, persoalan pangan ini bisa merubuhkan sendi-sendi kehidupan yang lain. Makanya petani mesti dijaga.
Jika pandemi ini terus berlanjut, kata Indra, sektor pertanian selain berfungsi menjaga pasokan kebutuhan pokok, juga bisa diandalkan untuk lapangan kerja baru yang menampung limpahan tenaga kerja dari sektor lain
"Bagaimanapun akan terjadi pergeseran struktur ekonomi Kabupaten Agam secara drastis. Pandemi Covid-19 meluluh lantakan sektor perdagangan dan jasa kita secara signifikan," ujarnya.
Indra mengatakan, konsekuensinya akan banyak tenaga kerja yang kehilangan lapangan pekerjaan. Akan ada limpahan tenaga kerja yang tidak terserap pada sektor sekunder seperti perdagangan atau industri, dan jasa ke sektor premier atau pertanian.
Saat ini sektor pertanian merupakan lapangan usaha bagi 35 persen masyarakat di Agam. Sedangkan sektor lainnnya, seperti industri perdagangan sebanyak 23 persen dan sektor jasa 43 persen.
Kata dia, jika pandemi Covid-19 berlangsung dalam tiga bulan kedepan, diperkirakan akan ada pertambahan pelaku usaha yang bergerak di sektor pertanian di Agam menjadi 40 sampai 45 persen. Bila belanjut terus menjadi 6 bulan ke depan, sektor industri perdagangan dan jasa akan terdampak besar lagi, sehingga diperkirakan pelaku usaha di sektor pertanian meningkat menjadi 50 sampai 60 persen
“Artinya, struktur ekonomi yang relatif maju, yang kita nikmati beberapa tahun belakangan ini akan bergeser kembali ke sektor primer seperti halnya kondisi pada tahun 2015, bahkan bisa seperti kondisi pada tahun 2010. Agam akan kembali kepada ekonomi sub sistem atau premier, atau dengan kata lain akan lebih banyak melayani dan mencukupi kebutuhanya sendiri”, ujarnyan
Indra berharap agar seluruh pemangku kepentingan memberikan perhatian lebih terhadap keselamatan petani dan kegiatan pertanian. Sektor pertanian Agam ke depan dapat diibaratkan seperti seorang “single parent” yang harus berjuang menghidupi keluarga, serta membesarkan anak-anaknya dalam kondisi yang serba sulit.
Pemkab Agam sudah menyiapkan beberapa strategi penyelamatan yang executable. Pertama, menjamin stabilitas harga komoditas pertanian.
"Apabila terjadi “permainan harga” dipasaran, pemerintah harus hadir untuk melakukan intervensinya, antara lain dengan cara membeli hasil panen masyarakat oleh Badan Usaha Milik Nagari," ujarnya.
Kedua, meningkatkan peran penyuluh pertanian. Terutama dalam memberikan pendampingan dan pengawalan agar petani bekerja secara benar dan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19, sehingga sektor pertanian di Agam tetap berproduksi optimal.
Ketiga, membantu petani agar dapat memperoleh saprodi secara lebih mudah dan tepat waktu, khususnya pupuk bersubsidi, benih dan alsintan.
Indra menyebutkan, Pemkab Agam akan meminta pihak perbankan agar lebih friendly dan reachable dalam melayani kebutuhan petani, misalnya dengan cara mempermudah proses pengurusan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan merestrukturisasi tunggakan ataupun hutang petani dengan memberikan penangguhan pembayaran.
Langkah penyelamatan lainnya adalah, kata dia, terus menggelorakan “Agam Menyemai”. “Nan di laman untuk dimakan, nan di parak baok ka pakan".
"Sawah, ladang, dan kebun terus kita genjot produksinya, tapi jangan lupa memanfaatkan halaman atau pekarangan rumah dengan menanami tanaman produktif seperti sayuran dan buah-buahan yang cepat panen dan menghasilkan. Kita ciptakan sumber gizi dimana-mana, sebagai salah satu upaya meningkatkan kekebalan tubuh," ujarnya.
Indra Catri mengingatkan agar petani tidak menjual semua produksi atau hasil panennya. Hemat dan “berkulimat” sebelum habis, sisakan juga cadangan pangan untuk keluarga.
Kata dia, dengan langkah strategis yang diambil ini diperkirakan menjelang lebaran akan terjadi surplus beras, jagung serta bahan pangan lainnya di Agam.
"Kekuatan kemandirian pangan akan menjadi salah satu aspek yang paling krusial bagi setiap daerah di Indonesia, jika penanganan wabah Covid-19 ini membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan. Walaupun kami tidak berharap bertanding rubber set, tapi kami harus berupaya memastikan Kabupaten Agam siap untuk semua kemungkinan," ujarnya. (*/SRP)