Waspada Flu Babi G4, Pemkab Mentawai Gencarkan Semprot Disinfektan

Virus Demam Babi Afrika

Ilustrasi Babi di Peternakan (Foto: Pixabay)

Langgam.id - Kementerian Kesehatan meminta daerah mewaspadai wabah flu babi jenis baru yaitu genotype 4 (G4) yang sudah beredar pada populasi babi di China. Bahkan, virus ini juga berpotensi menjadi pandemi.

Menyikapi virus babi jenis G4 tersebut, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai telah mengambil langkah-langkah antisipasi. Hal ini mengingat populasi babi di daerah itu cukup banyak.

Bahkan, babi menjadi salah satu penopang sektor perekonomian masyarakat di bumi sikerei. Secara keseluruhan, populasi babi di Kepulauan Mentawai saat ini mencapai sekitar 48 ribu ekor.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai, Hatisama Hura mengakui, wabah virus babi G4 belum terdeteksi pada hewan babi di Mentawai. Akan tetapi, virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika sempat merebak beberapa bulan lalu.

"Di Mentawai bulan Januari sudah terserang flu Demam Babi Afrika dan sekitar 7.500 ekor babi mati. Jadi, bersama-sama provinsi untuk penanganan telah menyemprotkan disinfektan kandang-kandang babi masyarakat," ujar Hatisama dihubungi langgam.id, Minggu (12/7/2030).

Begitu juga dalam kondisi ancaman virus jenis baru, Hatisama mengklaim pihaknya selalu melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan babi milik masyarakat. Juga selalu intensif melakukan kegiatan penyemprotan disinfektan.

"Sementara kita juga tidak bisa masukan ternak dari luar, terdampak kan di Pulau Sipora (virus ASF), nah Sikakap dan Siberut belum. Makanya babi dari Sipora tidak boleh dikirim ke Siberut maupun Sipora," katanya.

Bagi masyarakat Mentawai, kata Hatisama, babi sangat banyak dimanfaatkan seperti kebutuhan dalam acara syukuran. Apabila terserang wabah virus, tentunya sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat.

"Tapi virus jenis baru ini belum serang babi di Mentawai. Ini tentu nantinya berdampak sangat kepada ekonomi masyarakat. Ya, masyarakat dominan banyak ternak babi," jelasnya.

"Kami sudah melindungi ternak babi masyarakat dengan penyemprotan. Wilayah yang sebelumnya tidak tidak terdampak virus ASF, kami tetap memberikan desinfektan bekerja sama dengan provinsi," sambung Hatisama.

secara umum, babi di Kepulauan Mentawai termasuk kategori unggul sehingga tidak dikirim ke luar daerah. Kebanyakan, varietas babi dari Kepulauan Nias.

"Karena kecil-kecil, jadi jumlah daging yang dihasilkan dalam satu ekor masih kecil, palingan 70 kilogram. Varietas lain, bisa ratusan kilogram. Paling banyak variatif dari Kepulauan Nias, ada putih dan belang-belang," tuturnya. (Irwanda/ICA)

Tag:

Baca Juga

Ketua DPRD Kepulauan Mentawai Ibrani Sababalat
DPRD Mentawai Minta Pemerintah Tinjau Ulang PBPH di Pulau Sipora
Tim SAR
SAR Mentawai Evakuasi Nelayan Hilang di Perairan Mapadegat
PBPH PT SPS di Pulau Sipora Bakal Mempersempit Ruang Hidup Orang Mentawai
PBPH PT SPS di Pulau Sipora Bakal Mempersempit Ruang Hidup Orang Mentawai
SAR Mentawai
Kesiapsiagaan Kondisi Darurat, SAR Mentawai Gelar Simulasi Evakuasi Kecelakaan Kapal
Saat Bersua Utusan Istana di Sipora, Bupati Mentawai Sampaikan Penolakan Sekaitan Izin PT SPS
Saat Bersua Utusan Istana di Sipora, Bupati Mentawai Sampaikan Penolakan Sekaitan Izin PT SPS
6 Korban Boat Terbalik di Mentawai Selamat Setelah Berenang Berjam-jam ke Daratan
6 Korban Boat Terbalik di Mentawai Selamat Setelah Berenang Berjam-jam ke Daratan