Langgam.id-Warga Kenagarian Silungkang, Kota Sawahlunto peringati perjuangan rakyat saat melawan Belanda di masa penjajahan. Acara dilaksanakan di kawasan Tugu Perlawanan Rakyat Silungkang di samping Pasar Silungkang, Selasa (4/1/2022).
Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Silungkang Yusri Munir Malin Malano menjelaskan rangkaian kegiatan dilaksanakan dengan peletakan karangan bunga di depan Tugu Perlawanan Rakyat Silungkang. Kemudian pementasan drama yang menampilkan beberapa adegan dalam peristiwa perlawanan rakyat Silungkang kepada penjajah Belanda.
"Kami menyadari pentingnya momen dan arti dari perjuangan rakyat Silungkang melawan penjajah Belanda pada 1926/1927 lalu," katanya dikutip dari keterangan resmi Pemko Sawahlunto, Rabu (5/1/2022).
Kegiatan ini menurutnya dilaksanakan sebagai salah satu cara menghargai pengorbanan para pejuang kemerdekaan. Selain itu, juga sebagai momen mengenalkan dan menggelorakan semangat perjuangan kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
"Kami tidak ingin, peristiwa sejarah penting ini perlahan lapuk dimakan waktu sehingga dilupakan oleh anak cucu kita nanti," kata Yusri.
Melalui acara peringatan, menurutnya akan membuat sejarah bisa semakin digali informasinya. Sebab sebelum acara terlebih dahulu melakukan wawancara dengan para tokoh sejarah terkait untuk mengetahui lebih dalam tentang berbagai data dan kisah dalam momen perlawanan rakyat Silungkang ini.
Wali Kota Sawahlunto Deri Asta yang hadir dalam kegiatan mengatakan peringatan berperan penting dalam melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya yang dimiliki Silungkang. Kegiatan seperti ini dilakukan agar sejarah itu tidak terlupakan begitu saja.
"Kita berterimakasih pada masyarakat Silungkang, telah melakukan kegiatan ini dan turut berkontribusi dalam melestarikan nilai sejarah Sawahlunto," ujarnya.
Pemkot Sawahlunto menurutnya siap mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini, sebab sebagai kota wisata yang mengandalkan nilai sejarah dan budaya maka tentu harus didukung dan diberikan perhatian.
Masyarakat Nagari Silungkang telah menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat masuk dalam agenda resmi tahunan Kota Sawahlunto. Kemudian kisah dan nilai-nilai perjuangan dalam sejarah itu bisa dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal di jenjang pendidikan dasar.
"Kami menyetujui ini dan akan segera membahasnya bersama DPRD," kata Wali Kota.
Dalam kegiatan itu juga hadir, mantan Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadique yang ternyata orangtuanya pernah diasingkan Pemerintah Belanda ke Boven Digoel Provinsi Papua pada tahun 1927 bersama Bung Hatta dan tokoh-tokoh pejuang dari Nagari Silungkang.
"Saya mengapresiasi sekali acara yang dibuat masyarakat Nagari Silungkang untuk memperingati momen yang sangat bersejarah ini," katanya.
Nilai-nilai perjuangan katanya, harus diketahui dan dipahami oleh generasi muda, kegiatan seperti ini sudah tepat sekali untuk mengenalkan nilai-nilai sejarah tersebut. (*)