Pameran Foto Kadir van Lohuizen 'Rising Tide' di Erasmus Huis Soroti Krisis Iklim

Pameran Foto Kadir van Lohuizen 'Rising Tide' di Erasmus Huis Soroti Krisis Iklim

Foto: Kadir van Lohuizen

PalantaLanggam - Menanggapi dampak mendesak dari naiknya permukaan air laut, fotografer Belanda ternama Kadir van Lohuizen mempersembahkan pameran foto yang berjudul "Rising Tide: The Human Consequences of Rising Sea Levels". Pameran ini mendokumentasikan dampak mendalam dari krisis iklim dan akan berlangsung di Erasmus Huis Jakarta, dari 21 Mei 2024 hingga 3 Agustus 2024.

"Rising Tide" menghadirkan dokumentasi visual yang jelas tentang dampak krisis iklim di berbagai tempat di mana orang tinggal, termasuk Jakarta, Greenland, Bangladesh, Papua Nugini, Panama, Kiribati, Fiji, Miami, New York, dan Belanda.

Insiden yang mengkhawatirkan pada tanggal 8 Januari 2019, ketika badai barat laut yang parah memicu banjir di pulau Terschelling, menyoroti meningkatnya frekuensi kejadian serupa dan perlunya mengatasi dampak krisis iklim.

Pameran ini dikembangkan oleh Museum Maritim Nasional Belanda dan Noor Images, dan merupakan bukti dedikasi dan penyelidikan komprehensif Van Lohuizen. Pengunjung akan diajak untuk merasakan berbagai perspektif tentang dampak kenaikan permukaan air laut, dan menghadapi kenyataan pahit masa depan kita bersama. Van Lohuizen mendesak masyarakat untuk berjuang bersama mencari solusi berkelanjutan.

“Ini adalah seruan untuk bertindak: kita benar-benar perlu bertindak sekarang, karena jika tidak, wilayah pesisir akan menjadi ancaman yang berarti. Jakarta adalah contoh yang sangat disayangkan; pertama, kota ini tenggelam, dan kedua, permukaan air laut meningkat,” kata Van Lohuizen.

“Merupakan suatu kehormatan bagi Erasmus Huis untuk menjadi tuan rumah pameran yang menggugah pikiran dari Kadir van Lohuizen. Fotografinya memiliki pengaruh yang kuat, mengungkap arus keadaan krisis iklim yang mengkhawatirkan. Berbagai perspektif dalam karyanya menyoroti pentingnya tindakan segera, menekankan bahwa ini adalah tantangan global yang harus kita hadapi bersama,” kata Direktur Erasmus Huis Nicolaas de Regt. (*/Yh)

Baca Juga

Belanda dan Indonesia Bertukar Pengetahuan Museum
Belanda dan Indonesia Bertukar Pengetahuan Museum
Mengenalkan Energi Terbarukan sebagai Metode Bertani; Mungkin Bisa Membantu Petani di Kaki Bukit Barisan Lepas dari Belenggu Anomali Cuaca
Mengenalkan Energi Terbarukan sebagai Metode Bertani; Mungkin Bisa Membantu Petani di Kaki Bukit Barisan Lepas dari Belenggu Anomali Cuaca
kemarau april
Hari Lingkungan Hidup 2024: Kehancuran Lahan Mengancam Eksistensi Masyarakat Dunia
Sparing: Solusi Tanggap terhadap Perubahan Iklim untuk Meningkatkan Kualitas Air
Sparing: Solusi Tanggap terhadap Perubahan Iklim untuk Meningkatkan Kualitas Air
Menguatkan Petani untuk Adaptif dengan Perubahan Iklim
Menguatkan Petani untuk Adaptif dengan Perubahan Iklim
Perubahan Iklim Merusak jaringan irigasi dan Menggagalkan Panen
Perubahan Iklim Merusak jaringan irigasi dan Menggagalkan Panen