Langgam.id - Pandemi covid-19 melumpuhkan nyaris semua sektor perekonomian. Banyak masyarakat yang kini kehilangan pekerjaan. Dampaknya tentu membuat angka kemiskinan menjadi bertambah.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan, secara keseluruhan angka kemiskinan akibat pandemi di wilayahnya akan dilakukan evaluasi. Selama ini, tingkat kemiskinan di Sumbar berada di angka 6,25 persen.
"Nah ini pasti meningkat. Karena angka pengangguran kita sekarang 14 ribu orang yang tadinya hanya sekitar 5 ribu. Ini karena putus kerja, dan lainnya," ujar Nasrul Abit kepada langgam.id di Polda Sumbar, Jumat (26/6/2020).
Namun, kata Nasrul, pemerintah provinsi dalam penyusunan APBD 2021 dan perubahan anggaran akan dimulai dilakukan pemulihan. Hal ini untuk mempersiapkan ketahanan pangan agar tidak ada kelangkaan.
"Besok sudah mulai recovery. Kita fokus perbaikan ekonomi masyarakat. Kita bagaimana segera ekonomi kerakyatan dam UMKM bangkit. Ketiga sektor pariwisata sudah dibuka, sehingga masyarakat yang pengangguran selama ini dapat pekerjaan," katanya.
Nasrul Abit tak menampik dalam pemulihan ini membutuhkan waktu cukup lama. Bahkan, diprediksi pemulihan tidak akan selesai hingga tahun 2021 sebab pertumbuhan ekonomi Sumbar sangat anjlok.
"Sampai 2021 saya rasa belum pulih, karena kita betul-betul anjlok. Selama ini pertumbuhan (ekonomi) kita 5,2 persen, sekarang tiga persen turun akibat angka kemiskinan dan juga pengangguran," jelasnya.
Akibat anjloknya pertumbuhan ekonomi itu, Nasrul Abit memprediksi peningkatan angka kemiskinan di Sumbar mencapai dua persen. Sebab, sektor UMKM dan pariwisata ketika pandemi tidak beroperasi.
"Angka kemiskinan paling maksimal bertambah tujuh atau delapan persen. Jadi kemungkinan pertambangan dua persen. Ini kita usahakan turunkan lagi, di bawah," tuturnya.
Pemerintah Provinsi Sumbar menargetkan dalam lima tahun ke depan angka kemiskinan turun lima hingga empat persen. Untuk saat ini, wilayah yang paling banyak angka kemiskinan berada di Kota Padang.
"Karena UMKM banyak di Padang, perdagangan juga. Bukittinggi mulai bangkit. Namun sektor pertanian tidak berpengaruh," katanya. (Irwanda/ICA)