Langgam.id - Kota Padang akan menjadi daerah selanjutnya untuk melakukan pool test corona. Pool test merupakan teknik laboratorium untuk mengefisienkan pemeriksaan yang bertujuan untuk mencari orang terinfeksi di suatu populasi tertentu.
Kepala Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Unand Andani Eka Putra mengatakan pihaknya akan melakukan pool test, apabila telah selesai tracing kepada 1.000 pedagang pasar.
"Saya bersama Dinas Kesehatan Kota Padang, kalau sudah selesai kita tracing di Pasar Raya targetkan 1.000 sampel, kita akan coba untuk melakukan pool test di Kota Padang," ujar Andani saat jumpa pers virtual yang diadakan IJTI Sumbar, Rabu (6/5/2020) malam.
Meskipun telah selesai tracing nantinya, kata Andani, pool test di Kota Padang baru bisa dilakukan apabila angka kasus positif telah sangat berkurang. Secara bertahap kalau tidak ada penambahan kasus di klaster yang tersebar, maka pool test bisa dilaksanakan.
"Mulainya kalau saya rasa setelah saya menyelesaikan tracking di Pasar Raya. Habiskan dulu yang positif-positif. Kita bereskan di (klaster) Pasar Raya dan Pegambiran. Kalau sudah tuntas baru nanti kita proses pool test," katanya.
Baca juga : Bertambah Lagi 14, Positif Covid-19 di Sumbar Kini 252 Orang
Ia menyebutkan apabila pool test mulai dilakukan, maka akan diketahui prevelensi covid-19 di Kota Padang saat dilakukan penelitian. Hasil dalam proses untuk mengetahui apakah adanya yang terinfeksi juga cukup cepat.
"Kalau misalnya dalam pemeriksaan normal kondisi saat ini, katakan 1.000 sampel bisa selesaikan empat hari. Tapi kalau pool test saya rasa tidak sampai setengah hari," kata dia.
Andani menegaskan pool test sangat berbeda dengan rapid test. Perbedaan adalah rapid test metode diagnostik, sementara pool test teknik kerja di laboratorium.
"Pool test bukan alat diagnostik, itu hanya metode teknik laboratorium saja. Dengan cara menggabung, artinya kalau kita hanya mencari satu atau dua orang (positif) dari 1.000 orang, kan sayang diperiksa satu persatu," tuturnya.
Baca juga : Syarat Agar Pandemi Corona di Sumbar Berakhir Juni 2020
Pool test bukan metode baru, sudah ada sejak 1943. Metode ini juga pada dasarnya dengan sample ukuran yang besar (seluruh populasi) dan bukan bertujuan mencari proporsi atau prevalensi. Metode ini bertujuan mencari penderita yang tersembunyi.
Andani mengungkapkan konsep dasarnya adalah memeriksa semua penduduk satu daerah, misalnya seperti 500.000 orang. Setiap 10 sampel atau lebih dicampur menjadi satu tabung.
Sehingga, kata dia, pada pool pertama ada 50.000 tabung, kedua 5.000 tabung, ketiga 500 tabung, pool keempat 50 tabung, pool kelima 5 tabung dan pool keenam 1 tabung.
"Konsep awalnya hanya tabung pool ke 7 yang diperiksa, jika negatif maka dianggap semua negatif. Jika positif dilanjutkan periksa tube pool 6. Dalam prosesnya sering langsung periksa pool 5, 6, 7 atau sekitar 56 tabung," jelasnya.
Apabila semua negatif, berarti 500.000 sampel dalam satu daerah itu dinyatakan tidak terinfeksi. Teknik ini menggunakan sampel berisiko sebagai objek, maka karena hasil negatif, disimpulkan tidak ada yang positif dari grup tersebut.
Hasil ini tidak bisa diinterpolasikan ke populasi, karena kita tidak mengerjakan dengan metode riset yang proporsional. Langkah pool test ini tentunya menjadi hemat waktu dan biaya dalam pemeriksaan.
Namun, Andani mengatakan, ada beberapa kelemahan. Di antaranya risiko dilusi RNA, kemudian pool tes tidak bisa dilakukan dengan populasi positif besar.
"Kita sudah lakukan pra riset dari sampel laboratorium, ternyata masih bisa sampai sampel 32. Perlu kajian lebih dalam sampai konsentrasi berapa sampel awal yang masih terbaca hingga pool terakhir," katanya. (Irwanda/SS)