Langgam.id - Universitas Andalas (Unand) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) sedang merancang teknologi untuk meningkatkan nilai jual gambir di Sumatra Barat (Sumbar).
Ketua LPPM Unand, Uyung Gatot S Dinata, mengatakan mesin yang sedang dirancang itu bia menjadikan harga gambir dari Rp20 ribu menjadi Rp5 juta. Mesin itu berfungsi untuk pengering gambir dengan suhu yang tidak panas. Sehingga zat katekinnya menjadi 90 persen.
"Selama ini proses pengeringan gambir dijemur dalam suhu panas (memanfaatkan panas matahari). Nah dengan mesin ini nanti tidak lagi pakai itu," katanya, kemarin.
Jika mesin ini berhasil, direncanakan juga dapat dicloning oleh tiap-tiap nagari penghasil gambir di Sumbar. Sehingga petani tidak lagi menjual dengan harga murah kepada pembeli atau agennya.
"Kami optimis upaya itu tercapai. Saat ini dalam proses. Februari kami akan launcing teaching industri gambir ini," ujarnya.
Menurut Uyung, ada dua zat dalam gambir yang bernilai jual tinggi katekin dan tanin. Katekin bisa untuk kosmetik, antioksida sedangkan tanin bisa untuk pewarna, batik, dan penyamakan kulit.
"Kita tingkatkan nilai guna dan nilai jual melalui ilmu pengetahuan," katanya. (*/ICA)