Langgam.id- Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang akan mengukuhkan empat guru besar dalam sidang senat terbuka, Selasa 26/11). Kini kampus islam tertua di Sumatra itu, memiliki 23 guru besar dalam bidang studi berbeda-beda.
Mereka yang dikukuhkan tersebut adalah Prof. Dr. Sobhan, MA bidang Syariah, Prof. Welhendri Azwar, S.Ag, M.Si, Ph.D bidang Sosiologi, Prof. Dr. Zainal Asril, M.Pd, bidang Pendidikan, Prof. Dr. Nana Sepriyanti,S. Pd, M.Si bidang Matematika.
Sidang Senat Terbuka UIN Imam Bonjol Padang, digelar di Kampus Sungai Bangek, Koto Tangah yang dipimpin Ketua Senat Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag, akan hadiri civitas akademika, keluarga guru besar dan undangan.
Para guru besar akan memberikan orasi ilmiah dalam bidang ilmu masing-masing. Salah satunya Prof Welhendri Azwar yang menurunkan kertas kerja Tikam Jejak Demokrasi di Indonesia.
Tulisan Orasi Ilmiahnya menggali kearifan lokal tentang system demokrasi yang sudah ada di bumi nusantara sebelumnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dilahirkan.
"Kenapa founding father kita membuat Sila ke-4. Sistem permusyarawaratan dan perwakilan? Ini mereka tidak terjebak dalam sistem demokrasi yang dianut belahan benua lain. Itulah harusnya menjadi dasar, sistem demokrasi deliberatif. Perwakilan. Sayangnya, eforia reformasi telah mengimpor system one man one vote ketika rakyat belum siap. Demokrasi akhirnya jauh dari substansi," ujar Welhendri.
Guru besar yang kini menjabat Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama ini, menyatakan kalau sesat di ujung jalan, kembali ke pangkal jalan agar substansi demokrasi itu tercapai.
“Demokrasi itu kedaulatan rakyat, bukan kedaulatan populisme, oligarki, apalagi kapitalisme," ujarnya. (Abdullah Khusairi)