Langgam.id - Antrean kendaraan mengular di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Selasa (12/11/2019).
Puluhan kendaraan itu tengah antre untuk pengisian BBM jenis solar. Tak hanya mobil berjenis colt diesel maupun minibus travel, sejumlah unit bus Trans Padang ikut berjejer untuk mendapatkan solar.
Setidaknya, dari pantauan langgam.id, ada tujuh bus Trans Padang ikut antre. Padahal, Jalan Perintis Kemerdekaan bukan rute moda transportasi umum tersebut.
Seorang sopir Trans Padang, Adi mengatakan, tak ada pilihan lain untuk mendapatkan solar selain ikut antre di SPBU Perintis Kemerdekaan itu. Sebab, beberapa SPBU yang berada di rute jalur Trans Padang seperti di Khatib Sulaiman dan lainnya juga mengalami antrian panjang.
"Sudah sejak pukul 09.00 WIB antrinya. Terpaksa antre di sini, kalau di Khatib Sulaiman juga sudah panjang sekali antrian, enggak memungkinkan. Kadang setelah antri ternyata malah habis juga," kata Adi diwawancarai langgam.id, Selasa (12/11/2019).
Ia mengatakan, ini adalah pertama kali ia ikut antre solar untuk hari ini. Namun, beberapa hari belakangan juga melakukan hal yang sama di SPBU Jalan Perintis.
"Satu kali sehari ngisi kalau enggak diisi kita-kita sopir tentu enggak bisa narik penumpang. Otomatis bus Trans Padang ini enggak bisa jalan," ujarnya.
Hal yang sama juga dikeluhkan sopir Trans Padang lain. Menurutnya, antrean di SPBU Perintis Kemerdekaan karena pasti memiliki stok solar dari SPBU lainya yang berada di rute jalur Trans Padang.
"Di tempat lain kadang sudah antri ternyata sudah habis, bagus yang pasti-pasti aja lagi, kayak di sini. Solar memang langka saat ini, kelangkaan sekitar 15 hari sebelumnya. Padahal kami sopir Trans Padang tiap hari ngisi solar, sekali isi dapat tujuh kali trip cari penumpang," kata sopir Trans Padang yang enggan disebutkan namanya.
"Jika dibilang rugi tentu rugi kami semua, masyarakat juga rugi. Namanya kami mengisi solar ke sini. Susah, apalagi jalannya sempit dan bus besar," katanya.
Menurut seorang petugas SPBU Perintis Kemerdekaan yang saat itu sedang mengarahkan kendaraan menyebutkan antrean solar baru pertama hari ini terjadi. Ia mengklaim biasanya normal seperti biasa. "Ini kebetulan solar baru masuk aja," singkatnya.
Umpatan Pemilik Toko
Antrean panjang kendaraan di SPBU ini juga dikeluhkan oleh para pedagang yang memiliki toko di sepanjang pinggir jalan. Sebab, antrian kendaraan mengakibatkan usaha mereka tertutup dan menghambat akses jalan masuk.
Tak jarang, masyarakat yang kesal terpaksa memasang pengumuman dengan bertuliskan untuk tidak parkir di depan toko. Papan tulis itu di letakkan di badan jalan agar kendaraan tidak berhenti dan menutup toko mereka.
Hal ini seperti dilakukan oleh usaha toko Vivi Furniture di Jalan Perintis Kemerdekaan. Terlihat, bekas-bekas kayu perabot yang tidak digunakan, diletakkan di depan toko agar kendaraan tidak parkir menutup akses masuk.
"Kadang sering bersitegang dengan pengemudi yang ikut antre ini. Padahal jelas sudah dikasih ruang, masih aja ditutup habis jalan masuk mau ke toko. Kita sama-sama cari makan, kami di sini juga cari makan juga," kesal Pengelola Vivi Furniture, Oki.
Ia mengklaim, antrean panjang khusus di SPBU Perintis Kemerdekaan telah terjadi sejak tiga bulan. Namun khusus antrian solar, memang baru hari ini terjadi. Selama antrian panjang, tak ada solusi yang diberikan pihak SPBU kepada para pengusaha yang memiliki toko di tepi jalan ini.
"Kalau dibilang berpengaruh kepada pendapatan tentu jelas, sebab pelanggan yang mau rencana ingin masuk tapi karena macet enggak jadi. Pelanggan kesal juga malas masuk, jalan dihadang," tuturnya. (Irwanda/RC)